Sunday, November 13, 2016

Sunday Service: "Hati Yesus: Jiwa yang Berharga" - Pdt. Agus M.S. - 13112016

Markus 5 - Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa

Sebelum melepaskan orang Gerasa dari roh jahat banyak rentetan peristiwa yang terjadi. Yesus mengajar dan melakukan mujizat-mujizat. Dan ini menyatakan Yesus berkuasa atas sakit penyakit, alam semesta dan setan/iblis. 

Ada saat-saat dimana Yesus mengajar orang banyak tapi ada juga saat-saat dimana Yesus mengajar murid-murid secara khusus dan tersendiri. 

Markus 4:35-36
"Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia."

Kelompok yang mengikut Yesus:
  • orang banyak
  • Murid-murid
  • 12 murid (rasul) - orang-orang yang disiapkan untuk memuridkan orang lain 
Markus 3:14-19
"Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia."


Diantara pasal 4:36-5:21 Yesus tetap 'bertolak ke seberang' walaupun Yesus menghadapi resiko angin ribut (di tengah perjalanan) dan resiko penolakan daripada warga setempat. 

Saat Yesus mengusir roh jahat, kenapa dia mengijinkan permintaan roh jahat untuk memasuki babi-babi? Tuhan Yesus ingin mengajarkan kepada murid-murid betapa berharganya seorang jiwa, tidak bisa dibandingkan dengan harga 2000 ekor babi.

Yesus ingin muridnya melihat dan belajar untuk mempunyai hati yang mengingat bahwa jiwa sangat berharga dimata Tuhan.

Penduduk gerasa kemudian mendesak Yesus meninggalkan mereka karena merasa terusik/terganggu. Aneh bukan? Seharusnya mereka berterimakasih karena orang yang kerasukan dan sering mengganggu kedamaian tersebut sudah tidak ada. Namun mereka sudah tidak peduli karena sudah terbiasa dengan gangguan tersebut. Justru setelah Yesus hadir ditengah mereka dan melakukan kebaikan tersebut mereka malah merasa sangat dirugikan dengan hilangnya babi-babi tersebut. Mereka hidup bagi diri sendiri, selama itu menguntungkan mereka dan tidak mengusik kehidupan mereka. Sangat kontras dengan hidup Yesus sebagai servant leader. 

Bagaimana Kristus hidup? 

Filipi 2:5-8
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."
  • Tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan
  • Mengosongkan diriNya sendiri
  • Mengambil rupa seorang hamba
  • Menjadi sama dengan manusia
  • Taat sampai mati



Kenapa Yesus hidup dengan cara (selfless) demikian? Yesus bukan mau kita mempunyai Messiah syndrome. Namun Dia tidak ingin kita berfokus pada diri sendiri karena memang tidak ada cara lain untuk 'berbuah'. 

Yohanes 12:24
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah."

Ketika kita berbuah, identitas kita melekat dengan 'pohon' kita. Ketika kita berbuah kita melekat dengan identitas Allah. Yesus mengajarkan kita melalui contoh yang sangat jelas yaitu dirinya dalah hal multiplikasi. Seperti perkembang biakan generatif, biji gandum yang jatuh tetapi tidak mati hanyalah satu biji saja, tetapi bila jatuh dan mati akan bertumbuh menjadi pohon-pohon baru yang menghasilkan buah-buah baru.

Kapankah Yesus sungguh-sungguh menjadi nyata dalam kehidupan kita? Ketika kita sampai pada akhir dari ke'aku'an hidup kita.
Sudahkah pekerjaan Tuhan menjadi fokus kehidupan kita? Ataukah masih lebih sukakah kita pada kemampuan, kesuksesan dan peningkatan potensi diri? Sudahkah kita berbuah atau masihkah kita tetap satu biji saja?

Yohanes 21:17-19
"Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku? "Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku.""

Galatia 2:20
"Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

No comments:

Post a Comment