Tuesday, January 31, 2017

Christmas Celebration: "I Am The Light" - Pdt. Rahmiati Tanudjaja - 25122016

Yohanes 1
> Tuhan Yesus telah datang ke tengah-tengah manusia. Dia

Ayat 5: "Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya."


Ayat 9-12: "Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;"


Kenapa Ia sudah datang kepada kepunyaanNya tetapi mereka tidak mengenal dan menerimaNya?

Sangat jelas alasannya adalah karena arah fokus hidup mereka masih kepada dirinya sendiri. Seluruh kehidupan mereka adalah tentang mereka dan memanfaatkan dunia untuk memenuhi kebutuhan. Mereka pun memanfaatkan Tuhan sebagai sarana pemenuh kebutuhan. Sedangkan Tuhan Yesus datang untuk mengembalikan arah yang salah tersebut dari fokus kepada "saya" kembali menjadi kepada "Tuhan". Itulah kenapa mereka tidak bisa melihat maksud dan tujuan kedatangan Kristus, karena mereka tidak hidup untuk Tuhan.

Yohanes 3:3

"Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.""
> Bila seseorang tidak lahir baru maka ia tidak akan mengerti maksud kedatangan Yesus. 

Seseorang dapat lahir baru dan melihat Terang yang sesungguhnya hanya karena anugerah Tuhan. 


Lukas 14 mengatakan undangan Raja adalah bagi semua orang karena semua orang sebetulnya membutuhkan pemulihan. Ketika kita bandingkan dengan Matius 22, pada saat undangan diberikan untuk semua orang, tidak berarti sembarangan orang bisa masuk. Semua yang masuk harus mengikuti peraturan Empunya pesta tersebut.


Dalam realita kehidupan, ada tamu-tamu pesta yang melanggar aturan pesta walaupun tidak akan dikenakan hukuman. Namun pesta yang dibicarakan di Alkitab adalah pestaNya dan Tuhan tidak akan menerima tamu yang sembarangan. Di dalam Tuhan tidak ada suam-suam kuku.


Lukas 14:26 & 27

"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku."
> Ini adalah password masuk ke pesta tersebut. Kita tidak boleh bermain-main dengan ini. Kata "benci" disini bukan berarti kita tidak memperhatikan atau mengasihi orang-orang itu. Musuh saja harus kita kasihi, terlebih lagi keluarga kita. Tetapi ini berbicara tentang siapa yang harus bertahta di hati dan menjadi fokus kita. Tidak boleh ada yang melebihi posisi Tuhan dan mengendalikan hati kita melebihiNya.

Matius 11:28-30

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
> Ketika kita sudah sungguh-sungguh membiarkan Tuhan yang memegang kendali di hati maka secara alamiah kita akan memikul salib dan menyangkal diri. Inilah yang pas dengan status kita sebagai anak Tuhan dan kita paham memang seharusnya begitu.

Yohanes 15:1-8

> Dengan jelas dikatakan bahwa kalau memang kita betul menjadi ranting yang melekat dengan Pokok Anggur, berarti kita sedang hidup dan mati bagi Tuhan dan kita pasti berbuah. Ranting yang berbuah yang terus dibersihkan. Ranting yang hanya terlihat melekat namun tidak memiliki relasi akan dibuang.

Apakah yang sebenarnya dibicarakan perumpamaan tentang pesta besar dimana yang sudah masuk ada yang ditolak oleh Tuhan? Orang Kristen atau anak Tuhan, pasti datang beribadah kepada Tuhan dengan datang ke gereja, tapi orang yang ke gereja belum tentu anak Tuhan.


Yohanes 10:27-29

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa."
> Domba merasa tenang dan nyaman ketika mendengar suara gembalanya dan terus mengikutinya. Seharusnya kita pun demikian ketika mendengar suara Tuhan. Tapi kita seringnya terbalik, nyaman mendengar suara dunia dan terusik bila mendengar suara Tuhan. 

Bagaimana dengan kita yang mengaku anak Tuhan? Apakah datang ke hadirat Tuhan dan mendengar suaraNya sudah menjadi segalanya bagi kita?


Roma 8 

Yohanes 10:28
"dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku."
> Tidak ada siapapun dan apapun juga dapat merebut anak-anak Tuhan dari kasihNya.

Apakah hanya dengan menerima Yesus tanpa hidup untukNya kita tetap akan masuk Surga?

Ini adalah pertandingan yang Paulus bicarakan untuk anak-anak Tuhan dengan garis finish yang jelas. Tidak mungkin kita bertujuan ke Surga apabila kita hidup dengan arah yang terbalik, karena itu Tuhan Yesus mengatakan untuk memakai kuk yang Dia pasang dan belajar padaNya. Sebagai anak Tuhan kita harus seperti ranting yang siap 'dibersihkan' agar kita dapat berbuah, bukan untuk pujian kepada diri sendiri, tapi agar Bapa dipermuliakan. 

Kehidupan seperti apakah yang Tuhan kehendaki? 

Matius 2
> Bintang itu muncul pada Yesus lahir, dan orang-orang majus ahli perbintanganlah yang melihat terang itu. Mereka ahli yang tidak melewatkan tanda Tuhan untuk manusia. Ketika Tuhan menyentuh mereka melalui bintang tersebut, mereka tidak menganggapnya sebagai bintang biasa. Ada banyak cara Tuhan menyentuh hidup orang untuk kembali ke jalan-Nya. Di tengah-tengah dunia yang menawarkan jalan yang sepertinya benar dan nyaman, maukah kita menyangkal diri dan mengikuti jalan-Nya yang dipenuhi tantangan? 

Orang-orang majus yang dipenuhi karisma dan dikenal tahu mana yang menjadi prioritas fokus kehidupan. Mereka tidak mencari popularitas atau pengakuan dari orang lain. Hati mereka hanya memiliki satu tujuan, untuk mengenal Anak itu dan menyembahNya. Walaupun mereka tahu Dia saat itu hanyalah Seorang Anak kecil, tapi iman mereka objektif. Iman yang didasarkan relasi dengan Tuhan, bukan karena mereka menginginkan sesuatu untuk keperluan pribadi. Orang majus tidak berhenti menyembah pada waktu bertemu Tuhan Yesus, pada waktu mereka meninggalkan Anak itu, hati mereka tetap menyembah. Kenapa mereka lebih taat kepada seorang Anak dibanding kepada seorang raja Herodes? Mereka terus hadir di hadapan Allah di dalam kehidupan keseharian mereka. 


Mesias adalah Immanuel yang berarti Tuhan beserta kita, maka berperilakulah seperti orang yang sedang disertai Tuhan. Percaya akan pemeliharaanNya di dalam perjalanan menuju kekekalan bersama Tuhan. Apapun yang Tuhan ijinkan terjadi, pastikan Tuhan melihat di hati kita hanya ada Dia. 

Christmas Celebration: "I See The Light" - Pdt. Rahmiati Tanudjaja - 24122016

Yohanes 8:12
"Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Kalau kita berbicara tentang "saya melihat terang", di dalam kehidupan kita sehari-hari pada saat dikatakan "saya melihat terang" maka kaitan antara saya dan terang sangat erat sekali. Ke-eratan antara situasi atau kondisi saya dengan terang itu dan tentang makna dari terang itu. 


Contoh:

Apabila saat ini kita sedang sakit parah dan nampaknya tidak ada harapan, maka terang yang kita maknai itu menjadi terang yang seperti apakah? Apakah kita memaknai terang apabila ada kesehatan disana? Ada pengharapan bahwa saya bisa sehat lagi. Maka dalam situasi seperti ini kita hanya bisa melihat terang kalau ada pengharapan untuk sehat. 

Dalam kondisi perekonomian ataupun dalam studi kita, maka makna dari terang itu kita maknai sesuai dengan keadaan kita. Dimana ada pengharapan yang membereskan masalah kita, disitulah kita melihat 'terang'. 


Tapi apakah Firman Tuhan berkaitan dengan terang itu? 


Yesaya 9:1

"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar."
> Terang macam apa yang dimaksudkan disini? Apa maksud dari mereka berada dalam kondisi yang dikatakan berjalan dalam kegelapan?

Yesaya 9:5

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."

Bandingkan juga dengan, Efesus 5:8-10

"Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan."

Jelas secara situasi dan di kondisi yang Tuhan bicarakan tentang manusia yang dikaitkan dengan Tuhan Yesus sebagai terang adalah kondisi dimana manusia berada di dalam kegelapan. Bukan berbicara tentang soal penyakit, perekonomian, studi atau karir yang sulit. Sikon yang dibicarakan bukan dalam konteks kegelapan dalam hal-hal tersebut. Terang yang dikatakan bukan tentang solusi dari permasalahan dalam kehidupan manusia ataupun kenyamanan yang dialami secara fisik. Tetapi terang yang dikaitkan dengan kehidupan yang kekal, kekudusan. 


Dari sini berarti kita harus memahami apa yang dimaksudkan dengan "berada dalam kegelapan", dan apa maksudnya dari Firman Tuhan yang mengatakan Tuhan Yesus adalah terang. Terang yang bagaimana? Menerangi apa dalam kehidupan saya? 


Didalam kegelapan kita diperhadapkan dengan sikon dimana kita harus melihat ada yang bersifat sementara dan ada yang kekal. Dan ini merupakan perbandingan satu (akan berakhir) dibanding tak terhingga. Apabila kita berbicara tentang satu dibanding infinity, maka kita akan melihat yang sementara itu tidak akan ada nilainya. Apabila kita diberi kesempatan memilih untuk berjuang, antara kedua sikon tersebut, perjuangan mana yang akan kita pilih? Seharusnya dengan pikiran sehat, kita akan memilih perjuangan yang bernilai kekal. Namun benarkah perjuangan itu terjadi didalam kehidupan kita?


Bukan berarti kita tidak boleh merasa berduka atau sedih ketika kita kehilangan sesuatu atau seseorang, tetapi melalui terang Kristus kita bisa melihat melampaui 'kegelapan' kedukaan kita dan melihat ada yang jauh lebih penting yang harus diperjuangkan. Kenapa Kristus begitu penting? Kenapa harus terang Kristus? Kita harus tau posisi kita di hadapan Tuhan. 


Yohanes 3:18

"Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."
> Semua manusia, apabila tidak percaya telah berada di bawah murka Allah, bukan nanti atau di masa depan. 

Pada saat manusia diciptakan, kita diciptakan dengan satu tujuan yang jelas. 

Kolose 1:16
"karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia."
> Kita diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan. Artinya seluruh hidup kita didedikasikan hanya untuk menyenangkan Tuhan. Sebagai Pencipta, Dia adalah Tuan dan Pemilik saya. Segala sesuatu yang saya lakukan dalam hidup harus dipersembahkan kepada Dia dan dipastikan harus membuat Dia senang. Dengan kata lain, apapun kerja keras kita, yang dipuji dan dimuliakan haruslah Tuhan.

Pernahkah kita berpikir, kenapa Tuhan menciptakan kita seperti itu? 

"Kok enak ya, kita yang setengah mati, Tuhan yang dipuji-puji?" 
Pernahkah kita merasa senang dan pantas ketika kita dipuji untuk pekerjaan kita?
Ingatlah bahwa semua diciptakan dan berasal dari Tuhan dan milik Tuhan. Maka dari itu segala kemuliaan harus kembali kepada Tuhan. Semua bisa terjadi hanya karena Tuhan. 

Manusia memiliki hati yang fokus kepada dirinya sendiri. Awal kejatuhan manusia dalam dosa adalah keinginan menjadi fokus perhatian. Arah hidup manusia yang seharusnya vertikal ke atas, tentang TUHAN, berbalik menjadi vertikal ke bawah, tentang SAYA. Kita cenderung menjalankan hidup dengan pemahaman, dari saya - oleh saya -dan- kepada saya. Semakin dekat ke saya, semakin menguntungkan saya, semakin kita perjuangkan habis-habisan. Tapi ketika semakin jauh dari saya, semakin tidak ada urusan dengan saya, maka semakin saya tidak mau perjuangkan. Ini adalah mentalitas kejatuhan manusia (kita).


Berdasarkan Firman Tuhan status kita sebagai orang berdosa adalah kegelapan. Jangan berpikir dosa itu hanya ketika kita membunuh atau mencuri, dan menolong orang berarti kita berada dalam terang. Di Alkitab dikatakan ada seorang muda dengan moral yang sangat baik, namun di mata Tuhan tidak ada seorangpun yang baik (Roma 3). Karena anak muda tersebut melakukan segala hal yang baik pun dengan tujuan yang salah, dari saya - oleh saya - kepada saya.Walaupun tidak pamrih kepada manusia lain namun manusia akan selalu meminta pahala daripada Tuhan dan kembali lagi untuk 'saya'. Segala sesuatu yang dilakukan dengan arah kepada diri sendiri, tetap akan menjadi dosa. 


Matius 5:20

"Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
> Ada apa dengan orang Farisi dan ahli Taurat? Bukankah mereka mengenal Alkitab dan berusaha melakukan hukum-hukumnya dengan betul-betul? Mereka saja tidak masuk Surga apalagi kita? Tuhan Yesus mengatakan mereka melakukan semua itu arahannya ke diri mereka sendiri, agar terlihat baik di mata orang. 

Pola pikir kita yang masih berdosa dan belum diselamatkan adalah pola pikir U.U.S. - Ujung-Ujungnya Saya. Semua orang berlomba-lomba ingin menjadi pusat perhatian. Dan ini menjadi akar dari pola pikir U.U.D. - Ujung-Ujungnya Duit, karena kita membutuhkan modal untuk U.U.S. . Dengan mental U.U.D. tersebut ketika kita ditawarkan keselamatan Kristus yang 'gratis', tentu langsung kita ambil. Kita tidak perlu berbuat apa-apa dan semua sudah ditanggung Tuhan Yesus, sehingga kita bisa bebas. Percaya dan kita langsung masuk Surga. Maka perjalanan hidup kita yang dipenuhi tantangan tentu tertarik bila ditawarkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan Yesus. Dan ketika kita menerima Yesus, Ujung-ujungnya Minta, U.U.M.. 


Kita datang kepada Tuhan Yesus dengan tujuan meminta. Ribuan orang datang dan mencari Tuhan bukan karena ingin dekat dengan Tuhan atau karena melihat terang pada Yesus, namun karena mujizat-mujizat Kristus (membagikan roti, menyembuhkan penyakit). Disitulah posisi iman kita. Yang kita cari bukanlah Tuhan namun kenyamanan saya. 


2 Korintus 5:15-17

"Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."
> Untuk apa tujuan Tuhan Yesus datang ke dalam dunia ini? Dia telah menanggung murka Allah untuk kita, sehingga kita tidak perlu dihukum lagi bila percaya. Itu betul adalah anugerah semata-mata. Namun keselamatan itu ada tujuannya, agar orang yang sudah percaya dipulihkan agar kembali kepada Allah. 

Karena apabila kita menilai manusia berdasarkan U.U.S. (apa yang dia punya, capai) tetapi dengan terang Kristus, kita bisa melihat bahwa manusia tidak dinilai dari sudut itu. Di hadapan Tuhan kita dilihat apakah kita berfungsi sebagai gambar Allah, yaitu hidup dan mati bagi Dia. Tuhan tidak berhutang kepada siapapun karena semua adalah milikNya, maka seharusnya apabila kita sudah bertemu Kristus, maka kita tidak lagi menilai diri kita sendiri dengan ukuran manusia. Dan kitapun berhenti menilai Kristus dengan ukuran manusia. Kita tidak lagi melihat Tuhan sebagai tempat untuk U.U.M.. Kita tidak lagi datang kepada Tuhan apabila ada perlu, tetapi melihat Kristus sebagai segala-galanya untuk kita. Semua yang sementara yang tadinya kita anggap bernilai sudah tidak ada nilainya lagi, tapi Kristus adalah selama-lamanya dan Dialah yang harus saya perjuangkan dan pertahankan habis-habisan.


Ketika kita berdoa, berbicara dan bersekutu dengan Tuhan, lalu ada telepon berdering atau bergetar, akankah kita menerima telepon tersebut? Manakah yang kita terima, yang sementara atau yang Kekal? Tahukah kita mana yang urgent? Waktu Tuhan tidak bisa disamakan dengan waktu kita. Apabila kita dipanggilNya ketika kita sedang berjerih lelah dengan fokus yang salah, kita akan dinilai dengan standard kehidupan yang di dunia, dari semua kesibukan yang kita lakukan saat ini yang Tuhan hanya perhatikan hanyalah hati, relasi kita dengan Tuhan. Dimanakah kita berada di hadapan Tuhan?


1 Korintus 15:58

"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."
> Ini bukan membicarakan jerih lelah yang berarah ke diri sendiri. Perjuangan yang berarah untuk diri sendiri tidak ada nilainya dibandingkan pengenalan akan Kristus. 

Sudahkah kita melihat terang yang seharusnya kita lihat, melihat Tuhan dan sadar bahwa kita sudah jatuh dan menolak Dia menjadi pemilik kita. Kita sudah menolakNya sebagai Tuhan dan pencipta kita dan kita berada didalam kegelapan karena kita sudah berdosa dan hidup untuk diri kita sendiri. Kita harus melihatNya sebagai terang yang akan merubah kehidupan kita, seperti yang dikatakan Paulus. 


Galatia 2:20

"namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."
> Walaupun hidup bisa saja berakhir kapanpun yang Tuhan mau, sebagai orang percaya kita tahu kita akan terus bersama Terang itu. Sekarang kita bersama Tuhan dan selama-lamanya akan bersamaNya dimanapun, itulah Terang Kristus. Itulah tujuan Tuhan datang ke dalam dunia ini. Immanuel - Tuhan beserta kita.

Apakah sungguh Tuhan sedang beserta kita? Pada saat Tuhan melihat hati kita, apakah penuh terisi dengan Tuhan atau masihkah dipenuhi hal-hal lainnya? 



Monday, January 30, 2017

Sunday Service: "The Great Banquet Invitation" - Pdt. Yung Tik Yuk - 18122016

Lukas 14:15-24
- Seluruh Injil Lukas adalah Injil yang penuh dengan kejutan. Banyak sekali kisah malaikat datang dan memberitakan kejutan-kejutan. Lukas membelah seluruh Injil menjadi dua bagian:
  1. Pelayanan Yesus di Galilea
  2. Pelayanan Yesus di Yudea, khususnya Yerusalem (Lukas 9:51 keatas) - inti pelayanan Yesus

Sebelum pasal 9 fokus pelayanan Yesus berada di Galilea.
7 ayat Yesus dalam perjalanan menuju Yerusalem dimana Dia tetap melayani. Sejak pasal 9 Yesus mengarahkan pandanganNya pada inti pelayananNya yang berada di Yerusalem.

Lukas 12:1
"Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya..."

- Biasanya Yesus mengajar orang dalam jumlah yang banyak sekali, tetapi disini dikatakan Yesus hanya mengajar murid-murid saja. Dia tahu waktuNya tinggal sesaat, Dia tahu banyak yang Dia harus kerjakan. It was urgent that He taught His disciples first. Yesus tahu mana yang penting dan harus di prioritaskan. Yesus tahu hambatan dan tantangan akan semakin banyak kedepan. 

Lukas 13:31 dan Lukas 14:1
"Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.""

"Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama."

- Orang-orang Farisi mulai merencanakan menjerat Yesus, dalam konteks inilah Yesus memberi perumpamaan undangan perjamuan Raja tersebut.

Jaman dulu undangan tidak ada jam. Tamu-tamu diingatkan untuk datang sebelumnya namun ternyata tamu-tamu tidak mengindahkan undangan karena hal-hal yang tidak penting dan tidak urgent. Kenapa pestanya harus penuh? Logikanya adalah sayang perjamuan yang sudah disiapkan bila tidak habis dan sia-sia. Kenapa harus memaksa orang untuk datang? Ada faktor siapa yang mengundang.

Undangan dari siapa dan perihal apa menjadi faktor kedatangan kita. Ada unsur keharusan dalam menyambut undangan itu.

Undangan dari Raja adalah undangan untuk pesta termahal yang tidak dibayar dengan emas/perak, tetapi dengan darah Kristus. Maka dari itu pesta ini harus penuh. Sudahkah kita menerima undangan-Nya atau masih terganggu dengan urusan-urusan lain? Sudahkah kita mampu menilai mana yang urgent dan penting? 

Seperti Injil Lukas, kita harus membelah fokus hidup kita menuju ke "Yerusalem". Kita yang sudah menerima undangan, ditugaskan untuk membagikan undangan-undangan tersebut. Mau sampai kapan undangan-undangan tersebut berhenti di tangan kita dan tidak kita salurkan?

Friday, January 13, 2017

Midweek Devotion: "Domba yang Hilang" - G.I. Inawaty Teddy - 14122016

Matius 18: 12-14

(12) Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
(13) Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
(14) Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.

Injil Matius dan Lukas memiliki penekanan yang berbeda.
Matius : domba yang hilang di antara orang percaya (ayat 6, 8)

(6) Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
(8) Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.

Lukas : domba yang hilang adalah yang belum percaya
Kaitannya ayat 6,8 dengan ayat 12-14
Mengapa orang percaya bisa terhilang atau tersesat?

Yehezkiel 34:2 – 6, 11

(2) Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?
(3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan.
(4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman.
(5) Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba- Ku berserak
(6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya.
(11) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba- Ku dan akan mencarinya.

Yesus datang untuk mencari domba tersesat diantara orang percaya.
Mengapa domba bisa tersesat?
Kalau kita lihat domba, domba itu sering tersesat. Kalau sudah pergi sendiri dia akan tersesat, tidak punya pertahanan. Ketika sudah menemukannya, gembala akan mematahkan salah satu kaki domba itu dan mengangkat di pundaknya dan memulihkan kakinya. Untuk pemulihan butuh waktu. Dan selama waktu pemulihan, si domba dan gembala akan merasakan kedekatan dan kenyamanan sehingga sewaktu dia sembuh, domba tersebut tidak akan lari lagi.

Alasan 1: disesatkan oleh para pemimpin (ayat 6)

(6) Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

Di gereja pun bisa menyesatkan domba Tuhan ketika tidak diajarkan Firman yang benar dalam. Tuhan terkadang izinkan ajaran yang sesat ada dalam gereja. Dalam Ulangan 13, Tuhan izinkan ada nabi palsu untuk mencoba kita apakah sungguh kita mencintai Dia. Karena umat yang cinta Tuhan rindu belajar Firman dan tidak mudah disesatkan.

Alasan 2:

(8) Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.
(9)Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.

Dalam ayat inti menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk menunjukkan betapa bahayanya kalau godaan itu terus ada dalam diri kita. Maka larilah dari pencobaan. Jangan membawa pencobaan itu kepada diri kita karena kita lemah. Jangan menganggap diri kita kuat. Ketika kita merasa kuat, disitu kita sudah jatuh dalam dosa. Lihatlah kelemahan diri kita sendiri.
Sebagai contoh, pornografi. Dimulai dengan liat perempuan seksi, kemudian mau lihat yang lebih seksi lagi, dan lebih seksi lagi dan akhirnya jatuh ke dalam dosa pornografi.

Tuhan sangat peduli dengan domba yang terhilang, tetapi bukan berarti menelantarkan yang 99 domba. Saat mencari domba yang hilang, biasanya saat yang 99 lainnya makan dan bisa dijaga oleh
gembala lain. Bukan berarti yang 1 lebih berharga dibanding 99, tetapi karena akan lebih bahagia ketika menemukan domba yang tersesat itu.

Oleh kasih anugerah Tuhan menemukan kita. Tuhan tidak menghendaki anak hilang, tapi bukan berarti kita tidak bisa hilang.

Kehendak Tuhan
1. Kehendak moral Tuhan
Tuhan menghendaki kita untuk kita mengasihi, tidak binasa
2. Kehendak keputusan Tuhan
Apa yang ditetapkan Tuhan, itu yang terjadi. “Yakub Aku mengasihi, tetapi Esau Aku benci.”
Tuhan tidak menghendaki 1 jemaat pun hilang, tetapi bukan berarti kita tidak bisa tersesat, terhilang dan tidak kembali.

Apakah kita termasuk domba yang hilang? Apakah kita betul-betul mengenal Allah yang dinyatakan dalam Alkitab? Apakah kita mengenal Yesus yang dikatakan di Alkitab secara intim?
Jika tidak, kita bisa dikategorikan sebagai domba yang terhilang.

Mazmur 119:176 Daud berkata "Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan."


Pertanyaan refleksi:
Apakah kita termasuk domba yang tersesat? Mengenal Tuhan yang seharusnya? Menjalankan yang Tuhan mau? Pikirkan relasi kita dengan Tuhan.

Wahyu 3:20
"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."

Ada yang menggambarkan ayat ini seperti pintu tanpa handle dari luar, sehingga hanya dapat masuk ketika yang di dalam membuka pintu (Yesus tidak dapat masuk). Hal ini terjadi di Laodikia, ketika Yesus sedang mengetuk pintu orang percaya.

Kalau kita baik-baik saja, adakah kita melihat saudara kita yang hilang? Maka dari itu perikop berikutnya adalah tentang menasehati sesama saudara.
Apakah kita melihat ada saudara-saudara kita yang sebenarnya sedang terhilang atau tersesat? Apakah kita mempunyai hati untuk membawa mereka kembali?
Mereka berharga di mata Tuhan. Kita perlu memperhatikan saudara-saudara kita juga karena itulah arti mengasihi. Dengan membawa mereka kembali, Bapa juga bersukacita.