Wednesday, October 26, 2016

Midweek Devotion: "Sola Gratia" - G.I. Ronald Oroh - 26102016

Latar belakang Sola Gratia:
Di zaman Martin Luther ada surat pengakuan dosa. Luther merasa aneh dengan surat pengampunan dosa yang bisa dibeli dengan uang.

Efesus 1
1. Anugerah dari Allah Bapa (ayat 3-5). Kristus mengaruniakan segala berkat rohani di dalam Surga. Berkat apa? Kita dipilih sebelum dunia dijadikan. kita menjadi orang-orang pilihan yang diselamatkan (predestinasi)
Apa pilihan itu ada dasarnya? Apabila dikatakan karena Allah punya pra-pengetahuan (mengetahui segala sesuatu sebelum terjadi, hingga Dia bisa tahu siapa yg akan berbuat baik dan percaya kepada Dia, dll). Tapi kalau betul begitu, maka ayat Efesus 1:4 ini seharusnya bukan dilanjutkan dengan kata "supaya" tetapi kata "karena" kita kudus dan tak bercacat.

Tapi justru kita dipilih supaya kita menjadi kudus dan tak bercacat. Maka pemilihan ini ada syaratnya: orang berdosa (bukan orang suci). Dia pilih sesukaNya (ayat 5: sesuai dengan kerelaan kehendakNya)

Tujuan pemilihan:
- Supaya kudus dan tak bercacat (ayat 4) 
Justru karena pengetahuan Allah, Dia tahu semua manusia akan berdosa maka ada yang harus dipilih.
Kapan kita bisa benar-benar kudus dan tak bercacat? Kalau sudah meninggal.

- Menjadi anak-anakNya (ayat 5): bukan jadi anak-anaknya Tuhan Yesus. Tapi jadi anak-anak dari Allah Bapa. Kita saudara dari Yesus (Dia sulung, kita saudaraNya) dan kita juga diadopsi oleh Allah Bapa. Memang salah satunya kita menjadi anak Allah adalah melalui karya keselamatan Yesus tapi kita bukan menjadi anak Yesus.

- Memuji kasih karuniaNya yang mulia (ayat 6)
Bukan untuk menyombongkan diri kalau kita orang pilihan, tapi mengembalikan kemuliaan bagi Allah Bapa yang sudah memilih kita. Tujuan ini tidak berujung untuk diri kita sendiri, tapi seringkali didalam doa kita itu bisa berbeda.

* Mengapa kita datang berdoa? Seringkali kita berdoa hanya untuk urusan-urusan kita. Apakah karena kita terlalu perduli dengan diri sendiri sehingga doa kita isinya lebih banyak tentang diri sendiri, keluarga kita. Doa itu seharusnya bukan bagimana supaya permintaan kita yang dikabulkan tapi tentang bagaimana kehendak Bapa yang dinyatakan. 

Anugerah keselamatan bukan hanya dari oknum pertama Tritunggal, Allah Bapa

2. Anugerah dari Yesus (ayat 7-8, 12)
Anugrah dari Allah Anak, apa yang dilakukan Yesus? 
- Penebusan oleh Yesus (ayat 7)
Penebusan yang terbatas. Yesus tidak datang untuk menebus semua dosa manusia, tetapi hanya orang-orang yang dipilih oleh Bapa didalam diriNya.
Kata-kata "Semua" yg dipakai di alkitab dalam bahasa yunani, mempunyai 2 arti:
a. semua individu manusia
b. semua golongan/jenis manusia
"semua" yang dimaksudkan disini adalah arti yang kedua. Karena dalam Matius 1:21 dikatakan Dia datang bagi umatNya.

Tujuan penebusan:
- pengampunan dosa (ayat 7)
Sebelum kita lahir, dosa kita sudah ditebus semuanya. Karena Yesus bukan datang 1tahun sekali untuk tebus dosa kita, tapi datang sekali untuk tebus semuanya.

lalu buat apa doa minta ampun bila sudah ditebus? Justru karena kita sudah ditebus, maka kita perlu minta ampun agar kita sadar bahwa kita adalah orang berdosa dan dosa sayalah yang ditebus oleh Kristus.

- mempersatukan didalam Kristus sebagai kepala (ayat 10)
Penebusan bukan hanya sekedar untuk pengampunan dosa. Lalu boleh berbuat dosa semaunya? Tidak, kita bukan bebas sebebas-bebasnya.
Kata penebusan yang dipakai Paulus ada dalam konteks perbudakan. Ada budak yang dapat upah. Kalau budak dapat upah, tidak bisa langsung dikasih ke budak karena upah itu nanti malah jadi milik tuannya (karena budak itu milik tuannya). Maka dia titipkan upah itu ke imam dewanya di kuil yang dia percaya sampai upahnya cukup untuk bisa beli dirinya dari tuannya. Tapi kemudian dia jadi milik dewanya karena uang itu sudah dititip kepada dewanya dan menjadi milik dewa itu.

Kita ditebus dari hamba dosa, untuk diambil menjadi hamba Kristus. Maka hidup kita tidak boleh sembarangan karena kita harus tahu apa mau tuan kita, Kristus atas hidup kita. Dia tebus kita untuk apa? Bukan kita yang mengatur Dia, tapi Dia yang mengatur kita.

* Jadi mengapa kita berdoa? Apa kita mau semakin kenal pribadi Tuhan? Apa dunia dan isinya atau Tuhankah yang menjadi fokus saya? Bukan jalan keluar dari masalah yang lebih penting tapi karena kita mau lihat bagaimana Tuhan bekerja.

- mendapat bagian yang dijanjikan (ayat 11)
- menjadi puji-pujian bagi kemuliaanNya (ayat 12)

3. Anugerah yang diberikan oleh Roh Kudus (ayat 13-14, Yohanes 3:5-7)
Anugerah dari Allah Roh Kudus 
Kita mati secara rohani, kita percaya karena dilahirkan kembali
- dilahirkan kembali dan dimateraikan
Karena dilahirkan kembali oleh Roh Kudus maka baru bisa percaya. Jadi bukan kita yang memilih dan bisa percaya tetapi Roh Kudus yang lebih dahulu melahir-barukan kita.

Tujuan dilahirbarukan dan dimaterai:
- supaya waktu mendengar firman, bisa diselamatkan (ayat 13)
- jaminan kekal untuk dapat keselamatan secara penuh (ayat 14)
- dimaterai agar tidak akan kehilangan keselamatan (ayat 13-14). 
Karena dimaterai oleh Roh Kudus. Sudah dipilihpun dalam kekekalan (tidak akan berubah sama skali)
- untuk memuji kemulianNya (14)



Keselamatan itu anugerah (Efesus 2:8-10)
Allah Tritunggal yang melakukan karyaNya atas hidup kita.
- pemberian Allah tritunggal (ayat 9)
- tanpa usaha manusia (ayat 8-9) 
Maka dari itu apapun yang kita lakukan, kembalikan semua untuk kemuliaan Tuhan.
- jangan sombong (ayat 9)
Karena tanpa anugrah, orang mempunyai skill seperti apapun, tetap tidak akan berkembang.
- untuk melakukan pekerjaan/perbuatan baik (ayat 10). Tidak cukup hanya bersyukur, tetapi mau melakukan pekerjaan yang dirancang oleh Dia, sehingga orang yang melihat hidup kita memberikan puji-pujian untuk Tuhan.

Sunday Service: "The Supremacy of Love" - G.I. Natanael - 23102016

1 Korintus 12:31 - 14:1
* Baca 1 ayat sebelum dan sesudah karena ada kaitan dengan pasal 13.

Alkitab menyatakan perwujudan bagaimana melakukan kasih. Tuhan mengatakan untuk mengasihi baik sesamamu maupun musuhmu. Kasih merupakan suatu keharusan. 

Kasih itu seharusnya menggerakkan orang percaya. Orang korintus membangga-banggakan karunia rohani mereka, maka disini Paulus menegur mereka tentang pentingnya kasih.

Pasal 13 dibagi menjadi 3 bagian:
1. Ayat 1-3 - Kasih itu sebagai suatu kebutuhan / Necessity of Love
Paulus mengulang situasi yang terjadi di korintus dan berusaha memasukkan kasih didalamnya (dengan mengulang kata-kata: "sekalipun ...", "tetapi jika tanpa kasih, ...") Paulus mulai dengan apa yang ("sekalipun..") dianggap utama/melekat sebagai masalah utama di Korintus: bahasa roh (ayat 1), bernubuat (ayat 2), memberikan semua yang kita miliki bahkan tubuh untuk dibakar (ayat 3); ini semua disejajarkan dengan ("tetapi tanpa..") kasih, maka semuanya tidak ada apa-apanya.

Bukan berarti karunia rohani tidak penting dimata Paulus. Dalam 1 Korintus 12:31 dan 1 Korintus 14:1, Paulus menasihatkan jemaat untuk mengejar karunia rohani tetapi juga sekaligus mengingatkan jemaat untuk memiliki kasih didalamnya, karena gereja tidak berdiri atas karunia jemaat namun atas KASIH.

• Seseorang bisa memiliki karunia rohani yang hebat, tapi melakukannya tanpa kasih.
Kasih harus mendasari setiap karunia dan seluruh aktivitas kita. Kasih adalah keharusan, bukan pilihan.
Refleksi: apakah kita hanya melakukan sesuatu sebatas kewajiban (memang sudah seharusnya orang kristen seperti itu) atau kasih yang mendorong prilaku kita?

2. Ayat 4-7: Karakter kasih / The Characteristic of Love
Bagaimana kita tahu motivasi kita dalam melakukan sesuatu berdasarkan kasih atau tidak?
Kasih itu tidak pernah berujung pada diri sendiri (bukan untuk kepentingan diri sendiri). 

• Karakteristik kasih dibagi menjadi 3 bagian:
- Positif: sabar, murah hati
contoh: sabar dalam pernikahan > apakah bertahan bersabar karena kasih atau karena sudah terlanjur janji nikah?

- Lawan dari sesuatu: ada tambahan kata "tidak" > tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong. Ketika semua kata "tidak" dihilangkan, maka semuanya hanya untuk diri sendiri. Kasih harus KELUAR dari diri sendiri.
* Kasih mau melepaskan hak diri sendiri bukan menuntut/mengekang hak
* Kasih yang melampaui diri tidak memegahkan diri

- Menambahkan atau melindungi segala sesuatu. Kasih pasti memberikan/mengorbankan diri sampai diluar batas pikiran dan kekuatan manusia

Sudahkah kita memiliki karakter kasih itu? Mungkinkah kita melakukannya?

3. Ayat 8-13: Kasih yang kekal / The Permanence of Love
Ayat 8: kasih tidak berkesudahan, dalam terjemahan lain berarti kasih itu kekal, tidak pernah gagal, tidak pernah menyerah, tetap bertahan, sama seperti kasih Allah. Kasih Allah yang seperti itulah yang memungkinkan dan mendorong kita untuk bisa melakukannya. 

Iman, pengharapan, kasih dan karunia Roh, yang terutama adalah kasih. Kasih ada pada saat ini dan nanti ketika kita bertemu Allah. Sedangkan iman dan pengharapan, kita butuhkan pada saat ini. Dan ketika kita bertemu muka dengan muka dengan Allah, kita tidak memerlukan iman dan pengharapan lagi karena hal itu sudah menjadi nyata.

Maka kita harus terus berproses dalam kasih, mengalaminya dan menghidupinya. Kasih tidak cengeng dan lemah. Seperti lidah, organ yang terlihat lebih lemah daripada gigi. Walaupun sering terkena gigit dan rasanya sakit sekali, lidah tetap bisa mengerjakan bagiannya untuk membersihkan gigi dan merasakan segala sesuatu. Bahkan lidah bertahan lebih lama daripada gigi yang akan tanggal seiring usia.

Maka 1 Korintus 14:1 (TB) "Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat."
Paulus mengingatkan kembali: kejarlah kasih Allah, karena Allah tidak pernah berhenti mengejar dan mengasihi kita. Mari hidup dalam kasih. Meskipun berat, Tuhan yang akan memampukan kita.

Sunday Service: "Berhati-hati Dalam Berkata" - G.I. Albert Kurniawan - 23102016

Matius 12:34-39, Efesus 4:29, Yakobus 1:19-20

Menurut survey, dalam sehari wanita bisa mengeluarkan 20.000 kata-kata, sedangkan pria 7.000 kata-kata. Dengan tidak melihat pria atau wanita, bagaimana dengan kita? Apakah kata-kata yang kita keluarkan membangun atau merusak?

Efesus 4:29 (TB)  "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."
Perkataan kotor di sini berarti perkataan yang sia-sia, perkataan yang merusak seperti nama2 hewan, atau yang sudah diplesetkan (**jir, **jrit), ataupun kata yang sopan tapi tidak bermakna (Oh my God, OMG).

Menurut Albert Mehrabian, ada 3 hal yang harus diperhatikan pada saat berbicara:
1. Bahasa tubuh
Bahasa tubuh akan mempengaruhi 55% dari apa yang kita katakan.
2. Intonasi
Intonasi akan mempengaruhi 38% penyampaian informasi.
3. Isi
Isi pembicaraan kita hanya mempengaruhi lawan bicara kita sebesar 7%.

Kalimat yang baik seperti nasehat (contoh: Kamu harus belajar mengampuni dan memaafkan), jika disampaikan /diucapkan dengan bahasa tubuh dan intonasi yang salah (intonasi tinggi dan sambi menunjuk-nunjuk lawan bicara), tidak akan ditangkap sebagai nasehat.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi:
1. Pengalaman masa lalu dengan lawan bicara.
Pengalaman yang buruk akan membuat komunikasi tidak efektif.
2. Nasihat orang lain.
Jika sebelum berbicara dengan seseorang, kita diberitahukan tentang sifat-sifat buruk dari orang yang akan kita ajak bicara, komunikasi kita pun tidak akan efektif.
3. Emosi.
Saat seseorang emosi, kata-kata menyakitkan biasanya sudah di ujung bibir. Sebaiknya kita diam saat emosi, jangan berbicara atau mengambil keputusan.
4. Kesan pertama.
Jika kesan pertama bagus, biasanya komunikasi bisa baik dan sebaliknya.

Tiga macam orang berdasarkan cara berbicara dan berpikir:
1. Org sebelum bicara, berpikir dulu
2. Org yang bicara sambill berpikir
3. Org yang bicara dulu baru berpikir belakangan.

Matius 12:34-35 - "Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal baik, sedangkan kamu sendiri jahat? karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat."  
apa yang keluar dari mulut, keluar dari hati. Memang kita tidak bisa menilai seseorang dari luar saja, walaupun apa yang di luar mencerminkan yang di dalam.

Matius 15:19-20 - "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."
ubahlah hati kita terlebih dahulu. Bagaimana caranya? Dengan datang kepada Yesus.

Yehezkiel 36:26 (TB)  "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."
Dengan datang kepada Yesus kita diberi hati yang baru. Pilihan ada di tangan kita, mau memberi hati kita untuk kepada Kristus atau kembali menjadi hati yang lama.

Efesus 4:22-23 (TB)  "yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,"
Ketika kita datang kepada Kristus, kita harus menanggalkan manusia lama kita. Artinya harus ada usaha dari manusia untuk berhenti berkata-kata yang tidak baik. Walaupun secara natur manusia akan ada proses jatuh bangun, namun Allah memberikan Roh Kudus yang akan mengingatkan kita akan kesalahan kita dan memampukan kita untuk memperbaikinya.

Yakobus 1:19 (TB)  "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;"
Seiring dengan kita menanggalkan manusia lama kita, ada juga yang harus kita pelajari yaitu lambat marah. Supaya lambat marah, kita harus belajar untuk cepat mendengar tetapi lambat berkata-kata.

Jadi, supaya bisa berkata-kata dengan hikmat kita harus:
1. Kembali kepada Tuhan.
2. Baca Firman Tuhan sebagai pedoman dan memberikan hal yang baik.
3. Kendalikan lidah.
Perubahan sejati dalam berkata-kata akan teruji dengan waktu, apakah kita benar-benar bisa menjaga lidah kita ataukah hanya bersifat sementara.
4. Lihat situasi yang terjadi berdasarkan faktor yang mempengaruhi saat berkomunikasi dengan orang lain.
Seperti Petrus, saat kita kembali kepada Tuhan, Ia dapat memakai lidah kita menjadi berkat bagi banyak org.

Yuk, mari kita sama-sama belajar utk berhati-hati dalam berkata-kata. :)

Thursday, October 20, 2016

Midweek Devotion: "Sola Fide (2)" - G.I. Fandy Tanujaya - 19102016

Sola Fide berarti hanya dibenarkan melalui iman.

5 sola:
Scriptura
Fide
Gratia
Christus
Deo gloria

Semuanya saling berhubungan.



Dalam reformasi sola fide berhubungan dengan teori justification. Doktrin pembenaran melalui iman (justification by faith) adalah doktrin yang penting yang menentukan bangkit atau rubuhnya gereja (Kristen).

"Justification is the article by which the church stands and falls. B
ecause if this article (of justification) stands, the church stands; if this article collapses, the church collapses." - Martin Luther

Apa itu justification by faith?
1. Tindakan Allah yang dengannya seorang pendosa seperti kita dijadikan benar (made righteous) di hadapan Allah yang suci adil dan benar. Ilustrasi: seperti seorang kriminal dihadapan hakim mendapatkan status yang dibenarkan.

2. Kita dibenarkan bukan oleh kebenaran/perbuatan baik/jasa kita, namun oleh kebenaran/perbuatan baik/jasa Kristus saja.
Roma 3:20 (TB) "Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."
ilustrasi: Tuhan telah melakukan perbuatan baik - ada kredit yang dikumpulkanNya

3. Kita dideklarasi/diperhitungkan/dianggap sebagai "orang benar" (as righteous) ketika kebenaran/perbuatan baik/jasa Kristus sudah diimputasikan kepada kita.
ilustrasi: Kredit Tuhan diimputasikan ke kita sehingga waktu Allah melihat kita, Allah melihat kita didalam Kristus

4. Kita menerima pembenaran ini hanya melalui iman kita kepada Kristus. Iman adalah instrumen yang melaluinya kita dipersatukan dengan Kristus (union with Christ) sehingga kita bisa menerima imputasi kebenaran Kristus yang sempurna.

Apa itu iman?
1. Pengetahuan (kognitif. noticia;knowledge)
ilustrasi: andaikan kita sakit dan dikenalkan dengan seorang dokter yang bagus dan kita cari tahu tentang dokter itu, siapa dia, namun itu tidak cukup.

2. Persetujuan (assensus;agreement; belief)
Kita cari bukti dan data yang menunjukan bahwa dokter ini memang benar bagus. Ada opini dari orang lain yang setuju bahwa dokter ini baik. track record dia terbukti dan kita melihat sendiri, namun itu tidak cukup (setan juga beriman dan mreka bisa tiba di level ini) 
Yakobus 2:19 (TB) "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."

3. Percaya (fiducia)
Percaya kepada Yesus Kristus dan menyerahkan diri kita kepada Objek Iman (dokter) tersebut.
Kita sampai pasa level kita setuju bahwa dokter itu memang baik, dan kita mau percaya sama si dokter.
(Setan tidak mungkin mencapai level ini.)
Iman yg sejati adalah iman yg sampai level 3 ini.
ilustrasi: Seperti cerita seorang akrobat yang menyeberangi gedung pencakar langit. Level 3 adalah iman anak yang mempercayakan dirinya digendong bolak balik.

- Iman yang sejati adalah anugerah/karunia Allah.

- Efesus 2:8-9 (TB) "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

- Ketika beriman > kita yang beriman/melakukan sesuatu/bagian kita, tapi bukan iman yang menyelamatkan, tapi kepada siapa kita beriman dan apa yang dilakukanNya.

- Iman bukan dasar keselamatan tapi karya Kristus.

- Iman bukan penyebab keselamatan tapi kuasa Roh Kudus yang bekerja didalam diri kita.

- Iman adalah alat keselamatan yang melaluinya kita menerima karya Allah/Roh Kudus.


Iman dan perbuatan:
Yakobus 2:24 (TB)
"Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman."
Jadi apakah kita dibenarkan dengan perbuatan dan bukan karena iman saja?
> We are justified by faith alone, but not by faith that is alone.
> Ketika dibenarkan oleh iman yang sejati, mau tidak mau, iman tersebut pasti akan menghasilkan (berbuah) act of obedience. (perbuatan-perbuatan yang baik) hal ini tidak bisa dibalik!

Kesimpulan:
● Kita dibenarkan hanya melalui iman kita kepada Kristus. Kita tidak bisa usaha sendiri, perbuatan baik kita tidak mempunyai andil apa-apa dalam keselamatan dan pembenaran kita.
● Namun iman yang sejati pasti menghasilkan perbuatan-perbuatan baik/tindakan ketaatan.
● Kelak kita akan menerima pahala di surga sesuai dengan perbuatan baik/tindakan ketaatan kita di dunia. Pahala bukan untuk memperoleh keselamatan, karena kita sudah diselamatkan.
● Namun pemberian pahala ini tetap merupakan anugerah dari Tuhan.

Refleksi n aplikasi:
1. Sebuah penghiburan yang besar (a great comfort) mengetahui bahwa kita dibenarkan dan diselamatkan bukan karena kebenaran/perbuatan baik kita. Tidak perlu cemas karena kita "never good enough", namun juga tidak bisa sombong karena "I am good enough." (karena kita tidak sempurna)

Martin Luther sebelum menemukan kebenaran ini merasa terus menerus tidak diterima oleh Tuhan. Dia banyak melakukan ini itu sampai memanjat tangga dengan lutut hingga berdarah-darah, karena dia tidak tahu bahwa manusia diselamatkan bukan karena perbuatan-perbuatan baiknya.

2. Sudahkah kita sungguh-sungguh beriman/percaya/mempercayakan hidup kita kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita (fiducia level).
Pelayanan, lamanya kita jadi orang Kristen, lahir dalam keluarga kristen, dan sebagainya tidak mempengaruhi iman kita. Check your level!

3. Kalau kita berkata bahwa kita adalah orang beriman, Sudahkah iman kita itu mewujud nyata dalam bentuk perbuatan/tindakan yang menyatakan ketaatan kita kepada Tuhan?

Yakobus 2:26 (TB)
"Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati."

Monday, October 17, 2016

Sunday Service: "Many Members One Body" - Pdt. William Ho - 16102016

Jemaat di Korintus mempunyai banyak karunia dan talenta, tetapi dimana ada talenta biasanya ada kesombongan dan perpecahan. 

1 Korintus 12:12-31 - Paulus melukiskan gambaran untuk kehidupan gereja yang bersatu. Kesatuan membawa kekuatan yang diberkati Tuhan. Kekuatan kecil yang disatukan akan menjadi berkat yang luar biasa

, seperti semut yang kecil namun bersatu untuk mengangkat beban yang jauh lebih besar dari mereka. Seperti juga dengan jari kita bila hanya satu persatu maka tidak dapat berbuat banyak namun bila 5 jari kita pakai dalam kesatuan, menjadi lebih berfungsi.

Paulus sangat meresapi ayat tersebut dan mengingatkan jemaat betapa pentingnya kesatuan dalam Kristus. Although divided in services but ONE IN CHRIST.

Kejadian 11:6 - Apapun yang direncanakan apabila dilakukan dalam kesatuan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana



Pertumbuhan Gereja melalui Kesatuan gereja:

- Gembala dan Hamba Tuhan bersatu

- Hamba Tuhan dan Majelis bersatu

- Hamba Tuhan dan jemaat bersatu

Amanat Agung terakhir dari Kristus: 

Matius 28:19-20 (TB) 
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Dari tugas yang diberikan Kristus kepada gereja saat ini yang sedang terlaksana adalah memperkenalkan Kristus dan membaptis, namun tugas yang belum dikerjakan adalah seluruh jemaat yang bersama-sama mengemban tugas pemuridan.



Apa yg harus dimiliki semangat dan komitmen seorang murid: 
PIKUL SALIB
1. 
Lukas 14: 26-27 (TB) "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku."
>> Bukan secara literal harus membenci keluarga, namun harus menomor satukan Tuhan.


Bagaimana kita dapat memikul salib?
>> Yg disebut salib : penyangkalan diri
, menurunkan ego diri dan memprioritaskan suara Tuhan bukan suara dunia atau suara tubuh kita. Panggilan ini adalah respon kita terhadap kasih dan berkat Tuhan.

Kebenaran sejati akan melepaskan hubungan kekeluargaan.
Yang benar hanya satu yaitu Kristus
 - Ketika seseorang lebih cinta kepada Tuhan dibanding yang lainnya, justru disitu dia akan menjadi orang yang paling mencintai keluarga. Seseorang yang takut akan Tuhan mempunyai kasih Kristus yang sejati didalamnya. 



Cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu
. Jikalau Tuhan menghendaki, maka Tuhan sendiri yang akan pimpin kita menuju jalan yg dikehendakiNya

.

2. Lukas 14:33 (TB)  "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."

>> Begitu juga dengan ayat ini bukan secara literal kita harus menjadi miskin, namun JANGAN ada hal lain (materi/barang apapun) yang menggantikan posisi Tuhan.



Harta tidak boleh menjadi berhala yang menghalangi kita menjadi hamba Tuhan dan ini adalah sesuatu yang harus dijalankan dengan perbuatan secara nyata. Pelayanan kita harus ada dalam kehendak Tuhan, bukan kepentingan pribadi. Walaupun sulit untuk dilakukan tapi kita harus mendalami dan menghidupi firman Tuhan. Sebagai orang Kristen kita tidak boleh hanya memberitakan cinta kasih namun harus ada perbuatan. 

Manusia akan tergeser oleh waktu dan hanya menjadi sejarah, namun Tuhan itu hidup, Dia kekal dan tidak akan membiarkan Kerajaan-Nya tertinggal. Jangan takut untuk meneruskan pembangunan kerajaan Tuhan, karena Tuhan akan senantiasa berserta kita, serahkan diri kita sebagai hamba untuk perkerjaan-Nya.

Firman Tuhan merupakan pedoman integritas seorang Kristen. Segala kelemahan kita akan disempurnakan Tuhan. Segala kesulitan yang dihadapi dalam pelayanan kita, disitulah kuasa Tuhan akan ditunjukanNya. 
(2 Korintus 12:9)

Dimana jalan Tuhan dibuka, biasanya disitu justru banyak yang menentang.
 Tetapi kalau memang itu kehendak Tuhan, tetap jalani
 dan jangan tinggalkan kehendak Tuhan.

Kolose 3:15-16
Efesus 4:2-7

End of Week Devotion: "Doa" - Pdt. Budhiono - 15102016

Matius 26:36-46

Doa : komunikasi kita (sebagai anak) dan Allah (sebagai Bapa)

Dari doa terlihat gambaran mental anak yang seperti apakah kita ini, anak yang masih kanak-kanak atau anak yang sudah dewasa.

Ciri anak yang masih kanak2 :
- Sulit mengerti kehendak Bapanya, seperti murid2 (v.31-35)
- Berpusat pada keinginannya (seperti murid2 yang lebih memilih tidur daripada berdoa, v.40,43) -> seperti anak2     selalu kemauannya dituruti, keinginannya yang terutama
- Doa digunakan untuk memuaskan keinginan kita

Ciri anak yg sudah dewasa :
- Mengerti kehendak Bapa. Bagaimana? Dengan mengenali Firman Tuhan. Karena diluar Alkitab, manusia tidak       mungkin tahu kehendak Allah. Fokus kepada Alkitab. Tapi mengerti/melihat Alkitab pun harus secara utuh.
- Hati kita peka terhadap kehendak Firman Tuhan. Kadang kita merasa tidak tertarik saat membaca Alkitab. Firman   Tuhan sering rasanya lewat begitu saja. Tapi kita harus belajar peka, dan belajar melawan keinginan-keinginan       kita,  belajar sabar (bersedia sabar dalam pertumbuhan rohani, mau menjalani proses, mau menunggu kehendak   Allah)
- Menempatkan kehendak Bapa sebagai yang terpenting, rencana Bapa adalah yang terbaik, yang sempurna.


Doa yang dewasa adalah seperti doa di taman Getsemani --> "jangan kehendakku, tapi kehendakMu yang terjadi"
Yesus mengerti sekali rencana Bapa, walaupun Ia tahu Ia harus menderita (di dalam rencana Allah)

Berkat : di dalam rencana Tuhan, untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Berkat bisa berupa keberuntungan, tapi juga bisa berupa sesuatu yang tidak enak.
Tapi apapun yang terlihat, tujuan berkat Allah adalah selalu untuk memuliakan Tuhan.


Ucapan "Amin" pada saat menerima berkat Tuhan berarti kita siap ikut dalam rencana Tuhan.

Seperti apakah kita saat berdoa? Masih seperti kanak2 kah atau seperti anak yang dewasa?

Sunday Service: "Many Gifts One Spirit" - Rev. Albert Ting - 10102016

Paulus ingin mengingatkan jemaat Korintus, karena mereka sangat penuh karunia, tapi sangat lemah dalam roh. Mereka bukan bersama melayani tapi saling kompetisi.

Apa itu true gifts?
Ada banyak gifts (karunia) di dunia ini. Dan saat kita tidak punya cukup informasi mengenai hal ini, kita cenderung menyalahartikan dan menyalahgunakannya.
“kita telah dikelabui” / “strayed away from God” —> 1 Kor 12:2

Karunia ada 2, karunia dari Holy spirit dan Evil Spirit. Karunia dari evil spirit (roh jahat), ditunjukkan oleh idolatry, sesuatu yang berusaha menggantikan Tuhan.

4 tanda-tanda idolatry :
- melibatkan strong personality
, ciri2: leadership yang kuat, confident, dan dengan mudah menarik banyak pengikut
- melibatkan some form of control
: tuntutan dan memanipulasi anda untuk memberikan kebebasan anda, terutama kebebasan berpikir, sehingga mereka (leader) yang akan berpikir dan menentukan untuk anda.
- melibatkan unique power
: mereka berpikir mereka berbeda, lebih superior dari yang lain. Dan terkadang melibatkan finance (money). Mereka biasanya memiliki resource finansial untuk mencapai tujuan mereka
- membuat unending jealousy
: tidak adanya kebaikan dan kasih sayang antar sesama

Tanda-tanda karunia dari Holy Spirit :
1 Kor 12:3 —> Roh Kudus datang ke dunia untuk meninggikan Yesus. Roh yang datang dari Allah tidak akan mengutuk Yesus. Roh Kudus tidak pernah merendahkan nilai-nilai utama Yesus.

Roh Kudus akan selalu berusaha memuliakan nama Yesus, sebagai Allah atas semua. Ini mengapa orang Kristen mula-mula sangat fearless. Orang-orang ini tahu Yesus selalu in charge, dan para persecutor hanya bisa sampai sejauh dimana Tuhan mengizinkan mereka.

Hari ini kita mungkin bisa bilang,
kebahagiaan (happiness) adalah tuhan
kesenangan (pleasure) adalah tuhan
pengetahuan adalah tuhan
perasaan (feeling) adalah tuhan
uang adalah tuhan
manusia adalah tuhan

Namun,
1. Paulus mengingatkan jemaat Korintus, mana karunia yang berasal dari Roh Kudus
2. Bagaimana karunia-karunia yang beragam itu bisa dipersatukan. Karena Tuhan adalah sumber semua karunia ilahi (v. 4 dan 6). Sumber itu (Tuhan) yang mengatur semuanya. Kapanpun anda merasa ragu-ragu (in doubt), cek kembali pada sang Sumber

Allah Tritunggal juga walaupun berbeda-beda ‘pelayanan’ (service), namun adalah Roh yang satu, Allah yang satu. Kita bisa melayani pun karena dimampukan oleh Allah untuk melakukan pekerjaanNya.

Allah tidak pernah memberikanmu kekuatan / kekuasaan untuk meng-abuse
Saat kita mulai meng-abuse kekuatan yang kita punya, Allah dapat menarik kembali karuniaNya. Saat itulah anda akan melayani tanpa kekuatan.
Tanda-tandanya : anda akan menjadi arogan, terjadi konflik dalam ministry anda, orang-orang akan mulai mengetahui motif anda yang sebenarnya

Unity from Diversity
“kepada setiap orang Allah memberikan karunia” (v.7), sehingga berarti tidak ada seorangpun yang dikecualikan/tidak mendapat karunia.
Mengapa Allah memberikan karuniaNya dengan begitu murah hati? Karena pelayanan/pekerjaan gereja sangat challenging.

Apa saja pekerjaan kita sebagai gereja Tuhan :
- heal the broken hearted (menyembuhkan orang yang patah hati)
- serve the poor (melayani yang lemah)
- open doors to the captives (membuka pintu untuk orang-orang tahanan)
- lead them to liberty, freedom and power (memimpin mereka untuk memiliki kebebasan dan kekuatan)

Bagaimana bentuk / wujud karunia :
- v.8 : kemampuan untuk mempelajari Alkitab dan menjelaskannya dalam bahasa yang praktis / mudah dimengerti, kemampuan mengerti wahyu dalam hidup sehari-hari, mengungkapkan isu yang kompleks
- v.9 : kemampuan memiliki visi dan keberanian (untuk menggerakkan gereja maju saat orang lain ragu), kemampuan menyembuhkan (secara fisik maupun emosional)
- v.10 : kemampuan melakukan mujizat supernatural, bernubuat (ini memerlukan individu yang berani), mendeteksi / mengenali doktrin palsu (berfungsi sebagai proteksi gereja), kemampuan berbahasa lidah dan mengartikan bahasa lidah

Semua karunia tersebut didesain untuk common good (v.7)

Apa yang kita pelajari :
1. Be at peace with your gifts (berdamai dengan karunia-karunia yang anda miliki)
2. Allah adalah sumber karunia. Kita sebagai penerima karunia, harus bersyukur kepada Tuhan. Kalaupun ada perbedaan pendapat dalam pelayanan, TETAP layani Tuhan
3. Gunakan karunia spiritual anda, untuk membangun tubuh Kristus dan memberkati komunitas sekitar.

Monday, October 10, 2016

Pentahbisan Pendeta (gkymabes): "Aku Tahu Kepada Siapa Aku Percaya" - Pdt. Freddy Lay - 09102016

2 Timotius 1:12 
Apa yang kita percaya? Apa yang kita tahu? Sedalam apa kita mengenal Allah?

Kisah Para Rasul 9:5 > saat itu Saulus berhadapan dengan pribadi Allah. Saulus sadar itu bukan seorang pribadi yang biasa tapi dia tidak tahu itu siapa. Dan perkenalan Paulus dengan Allah merubah hidupnya semenjak saat itu. Dia melayani dan menjalani kehidupannya dengan pengenalan akan Allah.

Roma 1:1 > Paulus tau dirinya dan tujuan hidupnya sebagai seorang hamba Kristus. Dia tahu persis siapa yang harus dia layani dan apa yang harus dia lakukan. 

Saat kita melayani sadarkah siapa diri kita dihadapan Tuhan? Kepada siapa kita melayani? Dan dengan jelas tahu apakah yang harus kita lakukan? Kita mudah sekali kecewa dalam pelayanan bahkan melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendak kita dan jadi menyandung banyak orang. 

2 Timotius 1:12 mempunyai makna yang berbeda dalam terjemahan Inggris dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris dikatakan:

"personally acquainted with Him" > Bukan hanya tahu tetapi kenal dengan intim. Jika kita tidak mempunyai pengenalan yang benar akan Allah bagaimana kita dapat menceritakanNya kepada orang lain? Bila kita tidak mengalamiNya secara pribadi bagaimana kita dapat menjadi saksi bagiNya?
Theology adalah mengenal Allah secara pribadi

"Absolute trust and confidence in Him and in the truth of His deity" > Dalam pergumulan kehidupan imani kita tahukah kita akan kedaulatan Allah tanpa keraguan? Didalam menghadapi pergumulan-pergumulan, kita akan tahu seperti apa kualitas iman kita. 

"Beyond any doubt" > Sekalipun kita tidak memahami apa yang terjadi didalam kehidupan kita, bisakah kita tetap bersyukur saat musibah terjadi? Bisakah kita melihat segala kejadian dari perspektif Allah? Adakah kita mengeluh kecewa dan marah terhadap Tuhan untuk kondisi kita seperti bangsa Israel pada saat di padang gurun? Sudahkah kita melakukan tugas dan tanggung jawab kita tanpa keraguan walaupun didalam kesulitan? 

2 Timotius 1:11 

Ketika kita merasa pelayanan kita berbeban berat atau kita mengalami kejatuhan, ingat kembali apakah benar kita mengenal dan mengasihiNya? 

2 Korintus 6:3-4
2 Korintus 12:9 > Justru didalam kelemahan dan keterbatasan kitalah, kuasa Kristus yang menyempurnakan segala sesuatu, maka cukuplah kasih karuniaNya bagi kita. 

Tuhan telah mewahyukan diriNya bagi kita, pakailah semua kesempatan yang ada dalam kehidupan kita untuk mengejar kekudusan dan Kristus.

2 tim 1:8
1 petrus 5:2-4

End of Week Devotion: "Rut" - Pdt. Budhiono - 08102016

Rut 4:1-22

Pernikahan Boas dan Rut selain diberkati oleh manusia, tapi juga diberkati Allah.

Apa yg menjadikan sebuah pernikahan diberkati?
Iman & kasih

Boas adalah seorang yang takut akan Tuhan, mengerti benar-benar hukum Taurat. Dia sangat 'concern' bagaimana hidupnya berjalan sesuai esensi hukum Taurat, "Kasihilah Tuhan Allahmu"
Boas tidak wajib menikahi Rut. Seharusnya yang menikahi Rut adalah saudara kandung suaminya Mahlon.

Secara hitung-hitungan, Boas rugi jika menikahi Rut.
1. Garis keturunannya rusak.
2. Dan jika Rut nanti memiliki anak, anaknya akan mewarisi kembali tanah ayahnya, meneruskan garis keturunan       ayahnya (Mahlon).
3. Dan mendapat warisan juga sebagai anak Boas.

Tp Boas melihat hukum Taurat melampaui apa yang tertulis. Boas memiliki kasih, gambaran Kristus.

Rut juga punya karakter kasih dan iman yang luar biasa. Dikatakan tetangga-tetangga perempuan kepada Naomi bahwa Rut lebih berharga dari tujuh anak laki-laki.

Maka pada saat mereka menikah, orang2 mengucapkan ucapan-ucapan berkat karena mereka melihat dua orang dalam iman dan kasih yang luar biasa.

Ayat.11-12: "TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem, keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!"

Bahkan Allah juga memberkati, mengaruniakan anak laki-laki kepada Rut dan Boas.

Dan dari keturunan mereka lahir raja Daud, raja besar yang membawa Israel kedalam jaman keemasan.

Midweek Devotion: "Spiritualitas Doa" - Pdt. Tommy Elim - 05102016

Doa bukan sekedar aktivitas (atau rutinitas), tapi tujuan doa adalah membawa kita semua diubahkan menjadi serupa dengan Kristus.

2 dimensi berdoa : doa bicara dan doa mendengar

- Doa mendengar adalah 'tuning in' kepada kehendak Tuhan. Sehingga membentuk diri kita menjadi lebih serupa dengan Kristus.

Seperti prinsip mendengar radio:
1. Ketenangan (kita jangan berisik) jangan menyibukan diri dengan berbagai kegiatan.
2. Radio harus berfungsi dengan baik.
3. Harus bisa Tune in ke channel yg benar.
Apresiasi musik : melatih selera utk tumbuh menghargai

Tahapan apresiasi musik:
Mengenal - mengetahui - menghargai Allah
Mengasihi musik - hubungan pribadi dan pengenalan intim dalam berelasi
Tahap penyatuan - mystical union. (bukan lagi experiencing God tapi penyatuan dengan hadirat Allah secara pribadi.)

1Korintus 6:17 - kita jadi 1 roh ketika kita mengikatkan diri pada Tuhan. Seperti dalam pernikahan tapi ini lebih kepada roh. Sehingga pada saat roh kita dan Roh Tuhan bersatu, Roh Tuhan yang menguasai hidup kita.
Seperti proses kenalan, pdkt, pacaran sampai menikah, sperti itulah proses mystical union.

Makin mengenal, makin mengasihi, makin mengasihi makin dipengaruhi luar biasa, hingga saat bersatu makin hari diubahkan sampe selera sama dan semua sama bisa klop.

Yohanes 17:20-21 ; Yohanes 15:5
Semakin kita intim dengan Allah, kita akan semakin berbuah.

Perubahan yg bersifat transformatif :
● Transformasi - Roma12:2 ; 2 Korintus 3:18 (istilah ini juga dipakai di Matius 17 dan Markus 9 yang berisi tentang transfigurasi) Transformasi berarti proses pengilahian. Berubah semakin hari MEMANCARKAN hadirat Allah. How? Terus menerus didalam Dia dan Dia didalam kita, saat itulah proses pengilahian bisa terjadi.
● Proses Pengilahian - Kristus seperti terus menerus terpancar keluar dari dari kehidupan kita.

Contoh realita proses penyatuan:
11 maret 2011 guru SD di Higashi Marsushima yang letaknya tak jauh dari tepi laut, terjebak dalam luapan air laut yang begitu cepat meninggi. Tetapi mereka selamat karena : UITEMATE
Salah satu teknik yang diperkenalkan pada seluruh siswa jepang untuk bisa menyelamatkan diri dari bahaya tsunami. Ini adalah teknik mengambang/mengapung di air dan betul-betul bersatu dengan air. Prinsipnya seperti tidur di ranjang. Pasrah total dan saat pasrah total malah tidak akan tenggelam.

Demikian halnya dengan Tuhan, apapun yang terjadi, saat kita menyatu penuh, pasrah total dengan Tuhan itulah saat dimana kita bisa menyatakan kemuliaan Allah dengan luar biasa. Masalahnya adalah ketika otak kita bekerja, biasanya uitemate tidak bisa berjalan. Ketika kita semakin dewasa, bersandar lebih banyak pada posisi/jabatan, materi, prestasi kita, otak kita lebih banyak menguasai kita, dan kita ingin mengatur dan tidak pasrahkan kepada Tuhan. Uitemate, harusnya menjadikan kita bisa berkata "Tuhan yg memberi dan Tuhan yg mengambil" inilah kalimat yang menyatakan penyerahan total.

Mengapa kita tidak bisa mengalami proses transformasi atau proses transfigurasi? Mungkin kita belum menerapkan teknik uitemate ini dalam kehidupan rohani kita.

Sunday, October 2, 2016

Sunday Service: "The Messiah Syndrome" - Pdt. Tommy Elim - 02102016

Syndrom dimana manusia sadar/tanpa sadar menuhankan diri ketika merasa mampu melakukan segalanya.
Keluaran 18:13-18

Syndrom yang bertendensi kuat dalam diri manusia untuk 'memperbaiki dan menyelamatkan' dunia sekitarnya. Karena pada dasarnya manusia ingin dipuji, diagungkan, ingin menjadi seseorang yang penting dan dibutuhkan.
  • kecanduan menjadi 'Messiah', 'hero'
  • Kecenderungan yang negatif dan tidak sehat 

Di dalam Keluaran 13, Musa ada didalam posisi dimana dia adalah satu-satunya orang yang menjadi penghubung antara Tuhan dan bangsa Israel. Dan ini yang kemudian menjadi masalah karena Musa seakan-akan menjadi Mesias. Banyak orang Israel yang kemudian jadi meninggikan Musa padahal seharusnya Musa hanyalah pelayan Tuhan. Musa berada dalam posisi yang berbahaya karena dia bisa terjatuh dalam Messiah Syndrome tersebut.

Vv 13 - "...bangsa itu berdiri di depan Musa dari pagi sampai petang..." - Musa menjadi orang yang sangat penting dimana orang harus mengantri untuk mendapat bimbingannya. Semua mencari Musa untuk memecahkan masalah mereka.
Vv 15 - "...sebab bangsa itu datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah..." - betapa "hebat"nya Musa, tidak ada orang lain, he is the one and only. Di satu sisi Musa dipakai luar biasa oleh Tuhan. Namun di satu sisi Musa seperti tidak bisa istirahat karena seperti tidak ada orang lain yang bisa handle. 

Dan bukan itulah yang Tuhan inginkan, maka Tuhan kemudian memakai Yithro mertuanya untuk mengajarkan Musa sistem management dan kaderisasi. (Vv 14, 17, 18). Yithro meingatkan Musa bahwa dia hanyalah seorang manusia dan yg dilakukan Musa itu beban yang sangat berat untuk dilakukan sendirian. 

Pete Wilson pendiri sebuah megachurch dengan 7500 jemaat di Amerika mengatakan, "leaders who lead on empty dont lead well" > he resigned because he is tired broken and in need of rest. Because he (like moses and us) is after all only a human being with limitations and flaws. Pada titik tertentu manusia dengan semua keterbatasannya pasti akan menyerah.

Kecanduan sindrom messiah akan menghabiskan banyak sekali energi kita karena semakin hari kita semakin ingin diakui orang. Dan kita harus berhati-hati didalam perjalanan hidup sehari-hari maupun perjalanan hidup pelayanan kita. 

Yithro membawa kembali isteri dan kedua anak lelaki Musa yang dulu disuruh Musa pulang saat Musa harus berhadapan dengan Firaun. Disini Yithro kembali mengingatkan Musa bahwa dia bukan hanya pemimpin Israel, namun juga PEMIMPIN KELUARGA. Inilah kenapa apa yang dikerjakan Musa pada saat itu tidak baik.
  • Musa memiliki pertanggung jawaban hidup yang utuh (as a husband and a father). 
  • Tanggung jawab dalam Ministry life, private life, family life, dimana tidak ada satupun yang boleh diabaikan. 
Kita harus bisa menjaga keseimbangan setiap aspek kehidupan kita. Hidup dengan gaya hidup yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Banyak sekali orang yang sudah berkeluarga namun gaya hidupnya bak seorang yang masih single. Walaupun kehidupannya disibukan dengan pelayanan dan bukan hal yang negative namun bila keseimbangan tersebut tidak dijaga, hal tersebut akan menjadi batu sandungan yang menjatuhkan dan menyeret keluarganya sendiri.

Karena itu didalam kehidupan gereja, dimana setiap jemaat adalah anggota tubuh Allah, haruslah kita semua bersama-sama melayani Tuhan sehingga tidak ada seorang pelayan yang kebanyakan beban pelayanan karena ladang yang banyak tetapi pekerja yang terlalu sedikit.

Bilangan 12: 6-9 pemberontakan Miryam  dan Harun: Mengapa Musa menjadi sedemikian spesial dimata Tuhan? Bukan karena talenta atau kehebatannya. Namun ada didalam diri Musa sesuatu yang Tuhan inginkan dari setiap anakNya. 
  • Bil 12:3 - musa memiliki kelemah lembutan hati yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin besar biasanya. Kita yang manusia biasa saja sulit sekali memiliki kerendah hatian.
  • Ketika kita sebagai manusia tidak memiliki kelemah lembutan maka kita menjadi orang yang sangat berbahaya karena kita tidak lagi mau dibentuk Tuhan. Ketika kita tidak mau mendengar siapapun, ketika kita dengan sangat mudah dan cepat berdebat dan berargumentasi dengan orang, berhati-hatilah karena tandanya kita sudah merasa diri kita paling benar dan paling atas.
  • Kel 18:24 - Orang yang lemah lembut adalah orang yang mau mendengar dan melakukan apa yang disampaikan siapapun yang dipakai Tuhan (dan siapapun itu bisa dipakai Tuhan), sesuai kebenaranNya. Ketika kita lebih mendengarkan perkataan pendeta (atau orang-orang yang kita tinggikan) namun perkataan keluarga kita sendiri kita abaikan dan tidak kita anggap cukup layak untuk didengar, berhati-hatilah dan ingatlah akan syndrom tersebut.
  • Ingat panggilan Tuhan akan apa yang harus kita lakukan ketika kita menjalani kehidupan sehari2. Kita tidak harus menjadi pemimpin besar, namun kita harus bertanggung jawab (menjadi terang) dalam semua aspek kehidupan kita. Setia pada perkara kecil di semua dimensi kehidupan kita.