Tuesday, September 27, 2016

Sunday Service: "On The Lord's Supper" - Pdt. Johny H. Silas - 25092016

1 Kor 11: 17-34

Di dunia ini semakin popular dan trending kata "kuliner". Food is becoming the life. People live to eat, not the other way around. Lantas bagaimana ini mempengaruhi kehidupan gereja?
- Di dalam kehidupan Tuhan Yesus, Dia beberapa kali membicarakan tentang makanan. (e.g. Bapa Kami, perjamuan terakhir, Yesus memberi makan 5000 orang, etc.) 
- Makanan pun beberapa kali menjadi sumber perdebatan. (e.g. perihal makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, perihal Yesus makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa, perihal murid Yesus yang makan tanpa membasuh tangan, perihal murid Yesus yang memetik bulir gandum untuk dimakan pada hari Sabath, etc.) Namun bukan cara atau apa yang kita makan yang menjadi terpenting melainkan apakah kita menerima makanan tersebut dengan bersyukur dan membawa kemuliaan bagi Allah. Matius 15:10 & 1 Korintus 10:31.

Latar belakang Jemaat Korintus:
- Jemaat Korintus masa itu beribadah di rumah-rumah > ibadah rumah (secara bergilir) yg diawali dengan makan-makan (perjamuan kasih > perjamuan Tuhan); tidak seperti sekarang.
- Dan dalam budaya masa itu, di dalam rumah ada ruang makan utama untuk yang berstatus sosial tinggi dan beranda untuk yang kurang mampu.
- Jemaat membawa makanan mereka masing-masing. Biasanya yang kaya membawa makanan dan yang miskin tidak membawa > yang membawa makanan dipersilahkan makan duluan, dan akibatnya yang tidak membawa makanan menjadi tidak senang karena hanya bisa menunggu sambil meneteskan liur, dan inilah yang menimbulkan perselisihan dan perpecahan. Bahkan ada diantara mereka yg mabok karena anggur. Ini semua menjadi ibadah yang tidak berkenan dihadapan Tuhan, dan sikap-sikap inilah yang ingin dikoreksi rasul Paulus. (vv. 21)

Lantas apakah kita di jaman saat ini sudah beribadah dengan benar? Sudahkah kita mempersiapkan diri? Sudahkah ibadah kita memuliakan Tuhan? 
- Seorang yang individualis dan egosentris tidak akan peduli dan menghormati jalannya ibadah. Mereka tidak merasa mengganggu orang lain ketika datang terlambat atau yang lainnya. 

Pelaksanaan Perjamuan Tuhan yg benar:
Makna Perjamuan Kudus: Perjamuan Tuhan - pengembangan pola hidup kudus.

  1. As a reminder, peringatan akan kematian Kristus dan hukuman mati yang seharusnya ditimpakan kepada kita telah dihapuskan-Nya > Bukan sekedar upacara namun menjadi respon kita yang mengingatkan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa Tuhan, kita butuh kasih anugerah Tuhan, dan betapa kita harus bersyukur bukan menyia-nyiakanNya.
  2. Makna masa kini > sebagai persekutuan dengan Yesus Kristus dalam Perjamuan Kudus. Makna berdiam diri sebelum perjamuan kudus adalah untuk berdiam diri, mengakui dosa-dosa kita; untuk siap ikut perjamuan Tuhan, kita perlu dikuduskan dan dikoreksi Tuhan. Jangan sembarangan dengan perjamuan kudus, minta Tuhan layakan kita yang kotor untuk menerima tubuh dan darahNya yang kudus. "for it is written: "Be holy, because I am holy."" 1 Petrus 1:16. Didalam persekutuan dengan Kristus kita harus selalu mengkoreksi diri, uji diri, sangkal diri, pikul Salib dan menanggalkan jubah-jubah lama kita untuk memiliki hidup baru. Alive to God, dead to sin. Roma 6:6-12. Sudahkah setiap hari kita hidup bersekutu dengan Tuhan dan menjadi terang bagi orang lain?
  3. Makna masa depan: harapan dan jaminan Kerajaan Allah

  • Terus introspeksi diri
  • Akui tubuh Tuhan adalah gereja (jemaat) yang dipersatukan dalam tubuh dan darah Kristus dan jaga persatuan tersebut.
  • Hidup dalam kekudusan


Thursday, September 22, 2016

Sunday Service: "Keajaiban Manna" - Pdt Tommy Elim - 04092016

Keluaran 16:1-10 - setting peristiwa manna
  • pada hari kelima belas bulan kedua sejak keluar dari tanah mesir
Elim - 12 mata air dan 70 pohon korma
Sin - padang gurun

  • di padang gurun itu bersungut-sungutlah israel 

Didalam roda kehidupan kita pasti melewati Elim maupun Sin. 

Keluaran 16:3 realita sungut-sungut bangsa israel
> Benarkah sedemikian kelaparannya? 
  • Masih memiliki ternak
> Benarkah mati di mesir lebih baik? Di mesir kuali berisi daging dan roti sedemikian banyaknya?
  • kekejaman mesir dan teriakan Israel (1:13-14, 2:23, 3:9, 4:31, 5:9,14) Memang pada jaman tersebut orang Mesir dikenal memberikan makan yang cukup untuk budak-budaknya. Namun kekejaman Firaun didalam menindas mereka tidak dapat ditutup dengan itu. In whichever conditions the Israelites were in they were to complain for the discomforts in life. That is simply the human nature.
Disini terlihat israel yang membesar-besarkan masalah ketika di padang gurun

Seperti itulah seringnya kita. Terlalu cepat menyalahkan sekeliling, menyalahkan Tuhan untuk kondisi yang dialami kita. 
  • open rebellion towards God (philip ryken) - vv. 16:8 - bukan sekedar bersungut-sungut terhadap musa dan harun namun berakar dari ketidak percayaan mereka kepada Tuhan.
  • Bersungut-sungut atau persevere dalam sebuah keadaan menunjukan seberapa jauh iman percaya kita kepada Tuhan. 

The miracle of manna
Nature: 
  • asal dari langit
  • Expiry date 1 hari/2hari/ratusan tahun

Purpose:
  • kemuliaan Tuhan
  • Ketaatan

Sungut-sungut vs ketaatan
  • Hubungan antara kondisi manna harian yang disuruh dipungut sesuai utusan Tuhan dalam kecukupan seharian. Namun bangsa israel atas ketidak percayaannya dan rebelnya banyak yang mengambil kelebihan hingga berulat bau dan busuk karena expiry date yang ditetapkan Tuhan. 
  • Didalam doa Bapa Kami yang diajarkan Kristus pun ada perkataan "berikanlah kepada kami makanan yang SECUKUPNYA" menunjukan ada kasih setia Tuhan SETIAP HARINYA. Taat dan percayakah kita akan kedaulatanNya? 

Apa yang menyebabkan open rebellion tersebut? Kekuatiran dan ketamakan. 
  • manusia pada dasarnya selalu ingin lebih. Dan selalu kuatir akan masa depan.
BUKAN karena seseorang yang menjadi tulang punggung income keluarga lantas kehidupan masa depan ada di tangan orang itu. Tapi didalam tangan Tuhan!!!

  • Hubungan kondisi manna dua hari dan sabat - hari ketujuh tidak ada manna 
  • Tuhan katakan hari ketujuh untuk tidak keluar dan bekerja memungut manna karena Tuhan ingin ingatkan hari sabat adalah waktu mereka untuk Tuhan. 
  • Ketidak taatan bangsa israel yang tetap keluar dan memungut pada hari ketujuh namun tidak mendapatkan. 
Natur manusia pada dasarnya selalu ingin bekerja karena bila tidak bekerja orang cenderung jadi stress. Ini yang Tuhan ingin ingatkan, kita seharusnya memiliki natur spiritual juga yang membutuhkan Tuhan, be refreshed by Him. Sabat merupakan hal yang terpenting dimana stelah 6 hari bekerja, kita bahwa yang terpenting kembali kepada Tuhan. Seek His Kingdom first.

  • Hubungan kondisi mana yang ratusan tahun disimpan di tabut Tuhan karena Tuhan ingin ingatkan kita TURUN TEMURUN namun tetap saja israel dalam kondisi bersungut-sungut dan penuh pemberontakan selama perjalanan ke Kanaan. 
  • Vv 16:28; vv 10:3
  • Dia yang selalu mendengarkan semua teriakan dan bahkan pemberontakan kita, Tuhan selalu penuh dengan kasih setia, berapa lama lagi kita mau tidak menghargai kasih tersebut?? 

Apapun dan dimana hidup kita saat ini, ingat israel terlebih dahulu melewati elim - padang gurun sin - gunung sinai. Vv 16:1. Dan dalam semua kondisi mereka melewati kesenangan maupun kesulitan Tuhan ada bagi mereka dan menyatakan kasihNya. Berapa lama lagi kita mau menjadi seperti bangsa Israel dan tidak menghormati dan menghargai Dia?

Midweek Devotion: "Membangun Mental" - G.I. Tatang M - 21092016

Nehemia 7:1-5
Pembangunan benteng selesai
Namun perlu membangun kualitas mental bangsa Israel >> awalnya bangsa Israel merupakan bangsa yg dipilih Tuhan tapi ketika dibuang, mental mereka down (kurang lebih 80 tahun) >> Nehemia peka ketika Allah menaruh rencanaNya untuk membangun mental bangsa Israel (Vv. 5)

Yg dipilih oleh Nehemia untuk jd penunggu pintu >> para penyanyi & orang-orang Lewi (yang adalah penjaga Bait Allah) >> Nehemia diberikan hikmat oleh Tuhan untuk memilih mereka karena kepekaan mereka untuk melihat orang-orang yang akan masuk ke Yerusalem (Vv. 1)

Yang dipilih Nehemia sebagai pengawas atas Yerusalem >> Hanani (saudaranya) dan Hananya (seperti PIC) >> panglima benteng, bukan karena nepotisme tapi karena mereka dapat dipercaya  dan takut akan Allah lebih dari orang-orang lain (Vv. 2)

Saat Tuhan memberikan rencana kepada Nehemia untuk mendata orang-orang yang ada di Yerusalem >> tujuannya untuk membangun mental bangsa Israel seperti yang Tuhan kehendaki >> memberikan kepercayaan diri kepada mereka dan menyadarkan kembali bahwa mereka adalah umat Tuhan.

Cara Tuhan membangun mental :
** tanya kepada Tuhan apa rencana Tuhan atas hidup kita, terus bertanya dan mengandalkan Tuhan >> bukan atas kekuatan diri sendiri kita bisa membangun mental tapi atas rencana Allah.
** Memfokuskan segalanya kepada Tuhan.

Bedanya dengan cara dunia:
- Jurus motivator : cari potensi dlm diri: contoh: kucing yg bercermin dan yang dilihat adalah singa >> Pygmalion Effect >> yg sering dipakai oleh pengkhotbah kontemporer.
** seorang (guru/atasan mereka) mempengaruhi org lain bahwa sbnrnya kamu bisa, tidak ada yg mustahil.
** self fullfilling prophecy.

Aplikasi dari Nehemia 7:
- mengatur dan menempatkan orang yg tepat (posisi tepat dan talenta yang tepat)
>> akan memberi impact yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan. Contoh: pemimpin yg takut akan Tuhan akan mejadi impact bagi orang-orang yang dipimpin oleh peminpin tersebut.
- hidup kudus (kemurnian) adalah modal penting
>> orang yg kudus/suci hatinya akan melihat Tuhan dan mengalami Tuhan
- membangun mentalitas hidup Kristen yang benar (cara pikir, gaya hidup, perilaku, keputusan,dll)

Kita perlu mengalami Tuhan >> Firman Tuhan membentuk mental kita untuk dibangun serupa Tuhan

Tuesday, September 20, 2016

Sunday Service: "Doxological Living" - Pdt Budianto Lim - 18092016

Penerapan hidup doxology - Doxology against idolatry.

Bangsa Israel biasa menggunakan doxology untuk mengakhiri suatu doa/ibadah, yang berisikan puji-pujian kepada Allah. Doxology yang selalu dinyanyikan pada bagian akhir membiasakan orang Kristen kepada pemikiran bahwa doxology hanya bisa dinyanyikan sebagai penutup. Untuk menghidupi doxology kita harus mengerti Ke-Tritunggalan Allah yang mulia baru bisa menerapkannya. Dan pengertian serta penerapan tersebut harus kita lakukan dengan tekun setiap harinya. Seperti seorang teller di bank yang dengan mudah mengetahui uang yang palsu dari yang asli karena seringnya memegang uang setiap hari, seperti itulah kita harus belajar mengetahui apakah kita sudah menjalani kehidupan doxology yang asli atau yang palsu.

1 kor 10:14-22

Cara menerapkan kehidupan doxology adalah dengan menjauhkan diri dari kehidupan berhala. And this is CRUCIAL. Seperti Yusuf yang langsung lari meninggalkan istri potifar ketika digoda.

Peringatan ini juga ada di dalam mazmur 115:8 & mazmur 135:18. 'Itulah' dan 'nya' dalam ayat-ayat tersebut ditujukan pada berhala. Kita yang melakukan hal-hal tersebut setiap hari lama kelamaan akan terbiasa menjadi penyembah berhala!

Konteks di 1 korintus 8 yg menyangkut tentang makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala. Yang paulus tekankan bukan pada patung berhala itu sendiri dan bukan makanan yang menjadi isu utama namun banyaknya orang kristen yang lalu salah memahami kebebasan didalam Kristus. Mereka yang berpikir karena kita sudah diselamatkan maka kita bebas melakukan semua hal tanpa memusingkan (menjadi batu sandungan atau tidak) orang lain (yang bisa jadi orang percaya yang baru atau awam). Banyak kemudian orang Kristen yang menjadi ignorant bahwa hal-hal kecil bisa kemudian menjadi berhala.

Jemaat korintus paham bahwa perjamuan makan pada abad pertama tidak bisa dipisahkan (identik dengan) dari image penyembahan berhala dan jemaat korintus pada saat itu karena kebebasan dalam Kristus yang mereka miliki berasa sah-sah saja menggabungkan keduanya itu

Dan keadaan seperti itu terus kembali di abad-abad berikutnya hingga sekarang dalam derajat yang berbeda-beda bahkan hal implisit (tidak signifikan) sekalipun! Jemaat-jemaat yang berkompromi dan lebih menyukai gereja-gereja yang tidak fanatik dan yang lebih memilih untuk menyukakan jemaat yang mempunyai keluarga dengan tradisi-tradisi yang menyembah berhala ketimbang dengan tegas menolak tradisi yang sudah pasti dicemburui Allah.

Berhala-berhala didalam kehidupan modern banyak sekali dan seringnya tidak terlihat. Bahkan mengutamakan keluarga daripada Tuhan bisa menjadi berhala. Bisnis/perusahaan pun seringnya menjadi berhala bagi kita. Bahkan pelayanan pun bisa menjadi berhala ketika sudah mulai terjadi perpecahan karena pemikiran-pemikiran masing-masing yang memuaskan nafsu dan ego diri! Ketika kita tidak bisa sabat dari pelayanan itu sendiri maka itu sudah menjadi berhala bagi kehidupan kita.
Sabat means God is enough.

Kita sering tidak menyadari kekuatan uang untuk menjadi berhala dalam kehidupan kita. Ketika kita hanya mau berhubungan dengan orang-orang yang bisa menguntungkan kita. Entah itu untuk expansi bisnis mungkin. Mengejar kesuksesan juga isu yang sangat crucial! Banyak yang demi mendapatkan profit besar lalu tidak memperdulikan bila harus menginjak orang. Our own sense of security, without realizing it, can be our idol! Trusting the comfort that money brings more than trusting the providence given by God.

Bahkan ketika kita pergi ke suatu tempatpun pikiran yang langsung ada di pikiran kita bukan Tuhan namun free wifi. Kehidupan sehari-hari yang sangat dipenuhi hal-hal duniawi yang terus menerus menggeser posisi Allah Tritunggal dari pikiran kita dan menghalangi kita menjalani kehidupan doxology.

Idols cannot be removed but must be replaced! Dunia semakin maju dan berhala-berhala semakin banyak dan tidak bisa kita buang begitu saja namun bisa digantikan ketika ada penyembahan yang tepat yang menyubstitusinya. Dan Tuhan menunjukan itu pada saat pembebasan bangsa Israel. How God substitute the death from sin (and from Pharaoh) by His deliverance! Kenali secara mendalam secara konkrit Allah Tritunggal sebagai objek penyembahan kita. Isi hati dan pikiran dengan pengenalan akan Allah. Kasihi Allah.

Vv. 16 & 17 - pertanyaan retorik Paulus yang membuat kita berpikir apakah kita sudah bersekutu dengan tubuh dan darah Kristus. This is connected with doxology living. Dan berhubungan dengan perjamuan kudus. Yang membawa kita mengenang kasih pengorbana  Kristus. Cara kedua menerapkan doxology living adalah dengan MEMBANGUN GAYA HIDUP YANG SERUPA DENGAN PENGORBANAN KRISTUS.

How do we do that? Vv. 23 - 33
- bersyukur: not just for the usual things (food job health) karena itu semua untuk diri sendiri. Namun bersyukur yang orientasinya keluar bukan ke dalam diri. Bersyukur untuk saudara2 seiman. Glad for others' well being. Bersyukur hanya jangan ke diri sendiri namun bisa harus keluar orientasinya.
- to have a discernment in living with Christian freedom. Contoh orang tua yang memberikan anak semua kemauaannya karena 'kebebasan' tersebut tanpa memperdulikan pertumbuhan rohani dan mental anak tersebut. Anak yang kemudian tidak bisa mengimitasi perbuatan baik dari orang tuanya. Apa yang dilakukan orang tua andaikan boleh pun sebagai orang Kristen apakah membangun anak atau tidak?
- Segala sesuatu yang kita lakukan harus selalu kita pertimbangkan apakah menyandung orang lain

Kebebasan dalam Kristus HARUS bisa membangun untuk orang lain. Bukan hanya untuk diri sendiri!

- prinsip memuliakan Allah, tidak cuma nyanyi dalam doxology. Namun dengan cara kita bersosial. Kebebasan dalam Kristus ada purposenya yaitu AGAR ORANG LAIN DAPAT MENGHORMATI ALLAH! Jangan jadi orang Kristen yang melecehkan Allah dihadapan orang lain dam menjauhkan mereka daripada mengenal Allah!