Thursday, February 2, 2017

Sunday Service: "Mari Ikutlah Aku!" - Pdt. Yakub Susabda - 15012017

Markus 1:16-20
"Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia."

Pada saat kita memikirkan kata-kata "Come, and follow me", ini adalah kata-kata Tuhan yang diucapkan kepada Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, dan mereka langsung mengikut Yesus. Dan nantinya kepada Matius si pemungut cukai yang juga langsung mengikutNya. 


Pertanyaannya adalah apakah Yesus mengatakan hal yang sama kepada Yudas Iskariot?

Apa sebetulnya makna dari undangan atau tawaran Yesus? 
Ketika memikirkan tentang tawaran Yesus, kita perlu melihat siapakah Dia yang menawarkan? 

Dengan mudah kita dapat menjawab Dia Yesus, Anak Allah. Tapi kita harus mengerti Tuhan adalah Allah yang maha adil dan kita sebagai manusia berdosa sudah sepatutnya kita binasa. Namun Tuhan juga adalah Allah yang penuh kasih dan Dia tahu manusia tidak mampu menerima hukuman dosa, sehingga Dia memberikan DiriNya sendiri. Allah tidak mempunyai anak, Anak adalah istilah Kuasa Allah yang pertama kali keluar dari Diri Allah, "The Firstborn of God", yang diperanakan.


Kolose 1:15

"Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,"

Dengan Firman Tuhan menciptakan langit dan bumi, dan dengan kuasa yang seperti itulah Tuhan berinkarnasi menjadi manusia, untuk mengambil posisi kita yang berdosa dan harus menerima hukuman Allah. Di dalam Filipi 2 ditulis bahwa Yesus inkarnasi daripada Firman harus menjadi manusia sejati. Demikian juga disebutkan dalam Ibrani 4, Dia seperti kita harus melewati segala macam pencobaan sebagai manusia yang bisa gagal, tapi  Dia setia sampai mati. Maka Allah membangkitkan dan mengangkat Dia sebagai Tuhan dan Raja di atas segala raja. Tuhan seperti inilah yang berhak mengatakan "Come, and follow me".


Apakah betul semua yang dikatakan Yesus sebagai Tuhan pasti dituruti manusia? 


Yesaya 55:11

"Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
> Bila sesuai dengan firman tersebut maka seharusnya pasti berhasil, namun apakah demikian? Apakah kasih Tuhan yang hadir didalam hidup kita itu efektif dalam mendapatkan kita untuk mengikut Dia? Dan jawaban ini harus kita lihat dari beberapa sudut. 

1.  Ajakan Yesus untuk mengikut Dia diberikan kepada siapa saja? Kita percaya keselamatan itu 100% anugerah. Tetapi siapa yang benar-benar bisa tahu kalau dirinya mendapat anugerah tersebut? Tertulis di dalam 1 Timotius 2 (ayat 4) dan 2 Petrus 3 (ayat 9), Allah mengatakan bahwa Dia menginginkan SEMUA orang diselamatkan, karena Allah penuh kasih. Allah yang beranugerah menginginkan semua selamat dan kita harus menemukan titik temunya agar tidak salah tafsir. 


Dalam Matius 19 ada seorang muda yang sangat baik moral dan spiritualnya yang merindukan jaminan keselamatan. Yesus sangat mengasihi pemuda itu dan memberi tahu Yesus apa yang harus dilakukan sang pemuda agar bisa sampai kepada titik temu tersebut, tetapi pemuda itu tidak dapat meninggalkan hartanya dan pergi. Dalam konteks inilah Yesus memberikan konklusi bahwa alangkah sulitnya orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga. Dengan kekuatan kita sendiri akan mustahil, tapi tidak bagi Allah. Pemuda itu tidak dapat melihat permintaan Tuhan melalui sudut pandang Allah dengan rendah hati, bahwa keselamatan itu adalah anugerah, dan dia sebetulnya hanya butuh memohon belas kasihan pertolongan Tuhan.


Respon iman kita terbagi menjadi 7 fase:



  • Primal or Undifferentiated Faith (0) - iman yang tidak mengerti apa yang di-imani.
  • Intuitive-Projective Faith (1) - iman yang didasari oleh gambaran masa kecil dan dibiasakan perasaan senang seseorang dalam sebuah lingkungan (contoh: ke gereja karena orang tua/teman/pasangan), bukan untuk Tuhan.
  • Mythic-Literal Faith (2) - tujuannya hanya meminta-minta agar keinginannya dituruti. Isi doanya tidak ada keinginan mengenal Allah. Tidak peduli siapa itu Tuhan yang penting berkatNya.
  • Synthetic-Conventional Faith (3) - bisa melafalkan apa yang diajarkan pendeta namun hanya mengikuti saja.
  • Individuative-Reflective Faith (4) - iman ketika kita mulai dewasa dan tidak lagi dapat mentolerir perbedaan pandangan dari fase ke-3. Kita mulai menentukan kepercayaan kita pribadi.
  • Conjunctive Faith (5) - adanya keterbukaan yang rendah hati pada interpretasi orang lain walaupun tetap teguh pada pandangan sendiri dengan percaya diri, sehingga sadar bahwa kebenaran memiliki multidimensi.
  • Universalizing Faith (6) - ini sangat jarang terjadi dan biasanya terjadi pada orang-orang tua yang sudah melewati batas diri dan menemukan kesederhanaan dari sisi lain kerumitan. Iman ini ada pada seseorang yang sudah menemukan jati dirinya ketika dia sudah memperbesar 'lingkar'nya dalam mencari kebenaran. 

Fase Iman 0-3 dapat ditemukan dalam Lukas 9. Dan di saat itu ada orang-orang yang berkata akan mengikut Yesus kemana saja Dia pergi (ayat 57-62). Yesus menghadapkan orang tersebut dengan realita kendala-kendala dalam mengikut Yesus dan Yesus tahu apa yang sebenarnya ada di dalam hati mereka. Memang jawaban Yesus pada respon mereka sangat frontal dan aneh namun Yesus mencari orang yang ingin mengikut Dia dengan sungguh-sungguh untuk mengenal Dia. Berhati-hatilah sebab iman kita lah yang ingin dilihat Kristus ketika kita mengikut Dia.

2.  Kata-kata Yesus untuk mengikut Dia sebenarnya ditujukan kepada orang-orang yang betul-betul sudah mengerti, mencari, ingin mengenal Tuhan, menyelidiki FirmanNya on a personal level. Yesus mengundang orang-orang yang ingin membangun relasi denganNya secara intim. Yesus mengundang orang-orang yang sudah percaya yang ditempatkan di tengah dunia karena ingin memberikan mereka misi tertentu yaitu sebagai demonstrasi kemenangan Salib Kristus yang sudah hadir di dalam hidup mereka (Yohanes 17).

Kita harus mengerti tujuan Allah akan kehidupan kita karena dalam segala aspek kehidupan Kristus telah berjanji akan bersama-sama kita dan melengkapi kita dengan Firman-Nya. Our life is about discipleship and making His name known. Kita adalah partner Kristus dalam semua pekerjaan kita. 

Dengan mengenal Yesus secara pribadi kita akan dihadapkan realita-realita kehidupan Kristen yang tidak mudah dan terkadang tidak masuk akal karena Tuhan akan menguji iman kita. Tuhan akan menjadikan kita visioner. Dia akan hadir dan memberi kuasa dan kekuatan kepada kita apabila kita tetap setia didalam menghadapi macam-macam perbuatan Tuhan yang tidak masuk akal di dalam dunia ini.  Lihat Yohanes 6:60-71, banyak orang-orang yang kemudian meninggalkan Yesus karena realita ajaranNya yang keras. 

Efesus 5:16
"dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."
> Jangan berpikir segala sesuatu (buruk) yang terjadi dalam kehidupan kita yang singkat disutradarai oleh Tuhan. Sesuatu bisa terjadi karena kehendak Tuhan atau ditetapkan Tuhan (God's decree) atau intervensi Tuhan atau hukum alam (natural law) yang Dia ciptakan atau kebebasan manusia (man's freewill) ataupun campur tangan iblis (satanic influence). Di dalam kehidupan kita yang penuh rintangan jangan sekali-kali kita berpikir seperti orang yang belum mengenal Tuhan. Rintangan-rintangan ada untuk menguji iman kita dan mengingatkan dan BUKAN untuk menjadi fokus kehidupan kita.

Apakah fokus doa kita masih sama dari tahun ke tahun? Bila ya, berarti kita dalam posisi berhenti dan tidak benar-benar sedang mengikut Dia. Bila kita benar-benar sedang mengikut Dia, Dia akan membawa kita masuk ke dalam suatu kebenaran yang sebelumnya kita tidak tahu. 

Ada sebuah istilah Latin "Vox populi, vox dei" yang berarti "suara daripada masyarakat adalah suara Allah" apakah istilah ini benar? Apakah Tuhan yang menggerakan orang-orang untuk menyuarakan sesuatu atau suatu kejadian memang sudah terencana akan terjadi seperti demikian? Ini adalah gejala daripada kehidupan di dalam kronos. Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi karena banyak hal dan karena ratusan aspek yang kita tidak mengerti, namun bukan Tuhan dalangnya. Dia ijinkan sesuatu terjadi untuk membuka kesempatan bagi kita untuk mengenal Dia lebih dalam, untuk mengerti pikiranNya lebih sungguh dan untuk membangun relasi erat bersamaNya. 

Berada dimanakah level iman kita? Apakah kita tetap mengikut Dia secara pribadi di dalam krisis? Benarkah kita memikul salib setiap hari? 

Hanya orang-orang yang betul merespon undangan Tuhan tanpa prejudis, itulah orang-orang yang menerima anugerah keselamatanNya. Kepada orang-orang inilah Tuhan mengatakan untuk mengikut Dia. Tuhan tidak menjanjikan hidup yang selalu penuh kenyamanan dan kesenangan, namun di tengah dunia yang berdosa Tuhan menjanjikan "Aku akan besertamu". 

Ibrani 12:2
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."

Berbahagialah kamu dan aku yang menerima undangan Tuhan untuk mengikutNya.
Soli Deo gloria.

Wednesday, February 1, 2017

Sunday Service: "Pertobatan: Permulaan Hidup yang Baru" - G.I. Yuzo Adhinata - 08012017

Markus 1:1-5,14-15
Yohanes 21:15-19 

Meninggalkan kehidupan lama untuk mengikut Yesus tidak semudah meninggalkan 'jala', membutuhkan kekuatan yang bukan dari diri sendiri. 

Paulus berkata dalam 2 korintus, perubahan yang baru sudah datang. Ketika Yesus mengatakan bertobatlah, Tuhan pun bermaksud kita mengalami perubahan sejati - true repentance.

Pertobatan antara Petrus dan Yudas, kedua-duanya dipanggil Tuhan dan keduanya adalah orang yang berdosa. Keduanya menyangkal Tuhan dalam caranya masing-masing. Keduanya menyesal dan menangis. Namun keduanya tidak mengalami pertobatan yang sama. Petrus mengalami pertobatan sejati, bukan untuk dan dari dirinya sendiri tapi ada Kristus didalamnya. Sedangkan Yudas tidak datang kepada Tuhan tetapi mengikuti kata hati diri sendiri. Yudas mengikuti emosi sendiri, bertanya kepada diri sendiri dan hanya mendengarkan diri sendiri. 


“Every saint has a past, and every sinner has a future.”

― Oscar Wilde


Yudas tidak akan mempunyai masa depan karena dia tidak mempunyai perubahan yang substansial dalam hidupnya. Lantas perubahan apa yang diinginkan Tuhan? What is a true repentance?

Ciri dari pertobatan sejati:
  • Perubahan yang nyata > tidak bersifat superficial! But from the roots! Menyangkal diri dan memikul Salib. Salib merupakan kebodohan bagi dunia, karena kita dianggap melepaskan kehidupan kita untuk suatu janji yang belum pasti atau kelihatan dengan mata. This change cannot be superficial but you must make your life revolves around Jesus, the focus of ur life must be HIM! Perubahan itu dari Dia, oleh Dia dan segala kemuliaan untuk Dia! 

Pengikut Kristus tidak cukup menjadi seorang penggemar (fan). Walaupun seorang fan memiliki pengorbanannya sendiri (rela menunggu berjam-jam untuk idolanya) namun Tuhan datang untuk orang-orang yang mau mengalami perubahan seumur hidup bukan musiman. Pada saat krisis terjadi maka akan terlihat dimana posisi iman kita, mengikuti ego diri (sesuai kenyamanan dan keuntungan) atau menyangkal diri dan mengikut Kristus?

Perubahan sejati mencakup perubahan yang radikal. Yang tadinya forgiving sama dosa, jadi membenci dosa. 


“For true conversion doth not consist in putting away great and outward sins only, but in descending deeply into your own self, searching into the inmost recesses of the heart, the secrets and closets, all the windings and turnings thereof; changing and renewing them throughout, with the grace that is given you: and so, by faith, you are converted from self-love to Divine love; from the world and all worldly concupiscences, to a spiritual and heavenly life; and from a participation of the pomps and pleasures thereof, to participating the merits and virtues of Christ, by believing his word, and walking in his steps.” 




Perubahan itu tidak hanya ditandai dari kita menghindari dosa-dosa, apabila kita hanya perlu berhenti melakukan dosa maka Kristus tidak perlu datang ke dunia. Tapi perubahan itu harus mencapai jiwa dan roh kita. Perubahan dari dalam dimana kita semakin mencintai Tuhan dan hal-hal yang Dia cintai.

Ketika kita bertobat Tuhan ingin kita memilih diri kita atau Tuhan. Seorang penggemar tidak memiliki pusat kehidupan kepada Tuhan namun untuk kesenangan diri. 

  • pertobatan harus dari seluruh aspek kehidupan. Mengubah cara kita berpikir. Kita bukan hanya sadar yang kita lakukan itu salah dan dosa namun kita mau bangun dan berubah. Tuhan menyediakan pengampunan tapi apakah kita mau menjadi seperti Petrus yang menerima tangan Tuhan yang terulur atau kita hanya terpaku dengan pemikiran diri sendiri bahwa pendosa seperti kita tidak mungkin terselamatkan seperti Yudas?

Peran kasih dalam pertobatan, bukan hanya sentimental romantisme, kasih juga kita ketahui, kita rasakan , dan dapat memotivasi kita. Tujuan Tuhan datang kepada kita bukan untuk membinasakan tapi menyelamatkan kita, out of His great love. Tuhanlah yang mengasihi kita terlebih dulu. Ketika kita jatuh dalam dosa yang sama berulang kali, Tuhan tidak menghakimi kita dan mengatakan strategi kita melawan dosa kurang baik. Tapi Tuhan akan bertanya dan mengingatkan kita "do you love me?"

  • pertobatan tidak instan! Bukan hanya sekali jadi. Petrus menyangkal Tuhan 3x dan Tuhan merestorasinya 3x. Apabila kita mau bertobat dan kembali kepada Tuhan seperti Petrus,  sekalipun dosa kita merah seperti kirmizi, Tuhan akan menghapusnya hingga putih seperti salju. Namun ini bukan ijin untuk kita bisa berbuat dosa seenaknya. When we love Him, we have to understand how much God hates sin. Kita tidak mungkin melakukan sesuatu yang dibenci oleh orang yang kita kasihi bukan? 

Come to God, confess what sins you have done, ask God to change you and take control of your life, but in order for God to take the wheel, we need submit to His sovereignity. There must be no doubt when giving Him the control, but this is an action easier said than done because selfishness and arrogance are in our nature. This is why we need to rely solely in His power and never in ours! Remember, the moment we feel strong is actually our moment of weakness! We have to keep our ego in check. Do a reality check on our faith daily

Mazmur 139:23-24
"Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"

Evil will take any moment of weakness that we have to return us to sin.

1 Petrus 5:8
"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."

Sunday Service: "Define The Relationship" - Pdt. Tommy Elim - 01012017

Banyak orang Kristen yang kekristenannya berupa pribadi dan tidak dibagikan ke orang lain. Apabila saat ini kita masih hidup di dunia ini, maka tugas kita adalah untuk menyatakan iman kita ditengah-tengah lingkungan kita.

Discipleship > sungguh-sungguh menjadi murid yang menyatakan iman ditengah dunia ini

Harus menjadi Kristen yang seperti apakah kita? 
Orang Kristen yang bukan sekedar menjadi penggemar Kristus.

Imitate how Christ worked with His disciples
Seberapa serius kah kita menjadi pengikut Kristus? Seberapa mau kita dibentuk oleh Tuhan?

Yohanes 6:22-27 & 41-42 & 60-61 & 66-69
Keunikan Yohanes 6:
  1. Satu-satunya Injil dari ke-empat Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) yang mencatat kejadian tersebut. 
  2. Mujizat lain menunjukan kuasa Yesus namun mujizat ini menunjukan pribadi Yesus sendiri sebagai Roti Hidup bagi manusia
  • bagaimana respon terhadap Kristus Roti Hidup itu? Ada orang banyak yang melihat. Orang-orang Yahudi, murid-murid: Filipus, Petrus, Andreas, Yudas (ada dinamika dalam respon orang-orang)
  • Merosotnya popularitas umum Yesus dan munculnya iman perorangan. Yesus datang bukan agar dirinya menjadi terkenal, didalam ayat-ayat tersebut Yesus ingin melihat apa betul orang ingin mengikut Yesus dengan iman yang sejati. 
  • Issue DTR - Yesus ingin melakukan penyaringan apakah betul orang-orang ingin mengenal Dia. Mendefinisikan hubungan. Kristus ingin tahu apakah kita mengikuti Dia tanpa ikatan? (Only for the benefits) Seberapa serius komitmen kita dalam mengikuti Dia? 

Fan v.s. follower:



Kita semua pasti ingin hidup yang lancar dan sukses, namun berhati-hatilah karena Tuhan tidak ingin kita menjadi sekedar pengikut kemakmuran, karena itu berarti kita tidak mempunyai ikatan khusus dengan Tuhan.  

Followers mulai berusaha menjadi orang yang hidup lebih benar dan berkomitmen demi mengikut panutannya. Namun langkah serius tidak hanya sampai disini, 



Seorang disciple akan berusaha dengan seluruh hidupnya. Mengerahkan seluruh tenaganya. Inilah iman yang sejati dan tidak semua orang mau melakukan ini. Bahkan murid-murid Yesus pun ada yang meninggalkan Dia. Disinilah ujian yang terpenting dalam kehidupan seorang Kristen. Ketika dihadapkan kepada tuntutan-tuntutan Kristus yg lebih serius dan bertolak belakang dengan keinginan dunia dan daging yang terlihat jauh lebih nyaman. Apabila kita tidak berusaha sekuat mungkin untuk memenangkan pertandingan Iman itu maka kita hanya berada di kategori follower. 

Seorang murid bukanlah orang yang murni suci tapi dia tahu dosanya dan dia terus berjuang untuk melawan dosa itu walaupun ada jatuh dan bangun. Namun langkah itu tidak sampai disini saja,


Discipleship mendarah daging dalam hidupnya. Mati atau hidup tidak masalah, bahkan baginya mati adalah sebuah keuntungan! prioritas kehidupannya adalah pemuridan dan membagikan tentang Kristus (by words and actions). Ketika kita sudah mengalami proses discipleship yang mendarah daging maka secara langsung kita akan mau memberitakan, disciple maker.

Dimana kriteria kita dalam mengikut Kristus? Tahun baru ini, apa terget kita?
Benarkah kita mau benar-benar mendorong diri kita untuk menjadi seorang disciple?



Filipus dan andreas adalah murid-murid. Keduanya mempunyai karakter yang berbeda, namun mereka berdua berusaha, berbeda dengan Yudas yang nantinya menjual Kristus.

Selain itu ada juga kisah Demas,



Kisah Demas adalah sebuah peringatan dimana posisi kita sebagai murid, apakah kita menjadi murid yang sejati? Sudahkah kita menyerahkan diri sepenuhnya? Yudas memang kasus yang ekstrim yang tidak relatable, namun demas perlahan-perlahan kehilangan imannya dengan mencintai dunia dan kedagingannya. 



Rajin ke gereja tanpa mengawasi our deceitful heart setiap harinya merupakan kesia-siaan. Selidiki diri dan lingkupi diri dengan firmanNya (karena daging kita lemah, hanya karena AnugerahNya saja kita bisa berjalan bersama Tuhan), jika lengah maka kita akan pasti berada di jalan yang sama dengan Demas. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa main-main, we have to be radical when it comes to following Christ. 

Jangan bermain-main dengan waktu dan kehidupan yang Tuhan masih berikan. Dedikasikan hidupmu, dengan anugerah Tuhan dan berkomitmen untuk bersungguh-sungguh menjadi murid yg sejati.