Wednesday, October 26, 2016

Sunday Service: "Berhati-hati Dalam Berkata" - G.I. Albert Kurniawan - 23102016

Matius 12:34-39, Efesus 4:29, Yakobus 1:19-20

Menurut survey, dalam sehari wanita bisa mengeluarkan 20.000 kata-kata, sedangkan pria 7.000 kata-kata. Dengan tidak melihat pria atau wanita, bagaimana dengan kita? Apakah kata-kata yang kita keluarkan membangun atau merusak?

Efesus 4:29 (TB)  "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."
Perkataan kotor di sini berarti perkataan yang sia-sia, perkataan yang merusak seperti nama2 hewan, atau yang sudah diplesetkan (**jir, **jrit), ataupun kata yang sopan tapi tidak bermakna (Oh my God, OMG).

Menurut Albert Mehrabian, ada 3 hal yang harus diperhatikan pada saat berbicara:
1. Bahasa tubuh
Bahasa tubuh akan mempengaruhi 55% dari apa yang kita katakan.
2. Intonasi
Intonasi akan mempengaruhi 38% penyampaian informasi.
3. Isi
Isi pembicaraan kita hanya mempengaruhi lawan bicara kita sebesar 7%.

Kalimat yang baik seperti nasehat (contoh: Kamu harus belajar mengampuni dan memaafkan), jika disampaikan /diucapkan dengan bahasa tubuh dan intonasi yang salah (intonasi tinggi dan sambi menunjuk-nunjuk lawan bicara), tidak akan ditangkap sebagai nasehat.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi:
1. Pengalaman masa lalu dengan lawan bicara.
Pengalaman yang buruk akan membuat komunikasi tidak efektif.
2. Nasihat orang lain.
Jika sebelum berbicara dengan seseorang, kita diberitahukan tentang sifat-sifat buruk dari orang yang akan kita ajak bicara, komunikasi kita pun tidak akan efektif.
3. Emosi.
Saat seseorang emosi, kata-kata menyakitkan biasanya sudah di ujung bibir. Sebaiknya kita diam saat emosi, jangan berbicara atau mengambil keputusan.
4. Kesan pertama.
Jika kesan pertama bagus, biasanya komunikasi bisa baik dan sebaliknya.

Tiga macam orang berdasarkan cara berbicara dan berpikir:
1. Org sebelum bicara, berpikir dulu
2. Org yang bicara sambill berpikir
3. Org yang bicara dulu baru berpikir belakangan.

Matius 12:34-35 - "Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal baik, sedangkan kamu sendiri jahat? karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat."  
apa yang keluar dari mulut, keluar dari hati. Memang kita tidak bisa menilai seseorang dari luar saja, walaupun apa yang di luar mencerminkan yang di dalam.

Matius 15:19-20 - "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."
ubahlah hati kita terlebih dahulu. Bagaimana caranya? Dengan datang kepada Yesus.

Yehezkiel 36:26 (TB)  "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."
Dengan datang kepada Yesus kita diberi hati yang baru. Pilihan ada di tangan kita, mau memberi hati kita untuk kepada Kristus atau kembali menjadi hati yang lama.

Efesus 4:22-23 (TB)  "yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,"
Ketika kita datang kepada Kristus, kita harus menanggalkan manusia lama kita. Artinya harus ada usaha dari manusia untuk berhenti berkata-kata yang tidak baik. Walaupun secara natur manusia akan ada proses jatuh bangun, namun Allah memberikan Roh Kudus yang akan mengingatkan kita akan kesalahan kita dan memampukan kita untuk memperbaikinya.

Yakobus 1:19 (TB)  "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;"
Seiring dengan kita menanggalkan manusia lama kita, ada juga yang harus kita pelajari yaitu lambat marah. Supaya lambat marah, kita harus belajar untuk cepat mendengar tetapi lambat berkata-kata.

Jadi, supaya bisa berkata-kata dengan hikmat kita harus:
1. Kembali kepada Tuhan.
2. Baca Firman Tuhan sebagai pedoman dan memberikan hal yang baik.
3. Kendalikan lidah.
Perubahan sejati dalam berkata-kata akan teruji dengan waktu, apakah kita benar-benar bisa menjaga lidah kita ataukah hanya bersifat sementara.
4. Lihat situasi yang terjadi berdasarkan faktor yang mempengaruhi saat berkomunikasi dengan orang lain.
Seperti Petrus, saat kita kembali kepada Tuhan, Ia dapat memakai lidah kita menjadi berkat bagi banyak org.

Yuk, mari kita sama-sama belajar utk berhati-hati dalam berkata-kata. :)

No comments:

Post a Comment