Tuesday, January 31, 2017

Christmas Celebration: "I See The Light" - Pdt. Rahmiati Tanudjaja - 24122016

Yohanes 8:12
"Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Kalau kita berbicara tentang "saya melihat terang", di dalam kehidupan kita sehari-hari pada saat dikatakan "saya melihat terang" maka kaitan antara saya dan terang sangat erat sekali. Ke-eratan antara situasi atau kondisi saya dengan terang itu dan tentang makna dari terang itu. 


Contoh:

Apabila saat ini kita sedang sakit parah dan nampaknya tidak ada harapan, maka terang yang kita maknai itu menjadi terang yang seperti apakah? Apakah kita memaknai terang apabila ada kesehatan disana? Ada pengharapan bahwa saya bisa sehat lagi. Maka dalam situasi seperti ini kita hanya bisa melihat terang kalau ada pengharapan untuk sehat. 

Dalam kondisi perekonomian ataupun dalam studi kita, maka makna dari terang itu kita maknai sesuai dengan keadaan kita. Dimana ada pengharapan yang membereskan masalah kita, disitulah kita melihat 'terang'. 


Tapi apakah Firman Tuhan berkaitan dengan terang itu? 


Yesaya 9:1

"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar."
> Terang macam apa yang dimaksudkan disini? Apa maksud dari mereka berada dalam kondisi yang dikatakan berjalan dalam kegelapan?

Yesaya 9:5

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."

Bandingkan juga dengan, Efesus 5:8-10

"Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan."

Jelas secara situasi dan di kondisi yang Tuhan bicarakan tentang manusia yang dikaitkan dengan Tuhan Yesus sebagai terang adalah kondisi dimana manusia berada di dalam kegelapan. Bukan berbicara tentang soal penyakit, perekonomian, studi atau karir yang sulit. Sikon yang dibicarakan bukan dalam konteks kegelapan dalam hal-hal tersebut. Terang yang dikatakan bukan tentang solusi dari permasalahan dalam kehidupan manusia ataupun kenyamanan yang dialami secara fisik. Tetapi terang yang dikaitkan dengan kehidupan yang kekal, kekudusan. 


Dari sini berarti kita harus memahami apa yang dimaksudkan dengan "berada dalam kegelapan", dan apa maksudnya dari Firman Tuhan yang mengatakan Tuhan Yesus adalah terang. Terang yang bagaimana? Menerangi apa dalam kehidupan saya? 


Didalam kegelapan kita diperhadapkan dengan sikon dimana kita harus melihat ada yang bersifat sementara dan ada yang kekal. Dan ini merupakan perbandingan satu (akan berakhir) dibanding tak terhingga. Apabila kita berbicara tentang satu dibanding infinity, maka kita akan melihat yang sementara itu tidak akan ada nilainya. Apabila kita diberi kesempatan memilih untuk berjuang, antara kedua sikon tersebut, perjuangan mana yang akan kita pilih? Seharusnya dengan pikiran sehat, kita akan memilih perjuangan yang bernilai kekal. Namun benarkah perjuangan itu terjadi didalam kehidupan kita?


Bukan berarti kita tidak boleh merasa berduka atau sedih ketika kita kehilangan sesuatu atau seseorang, tetapi melalui terang Kristus kita bisa melihat melampaui 'kegelapan' kedukaan kita dan melihat ada yang jauh lebih penting yang harus diperjuangkan. Kenapa Kristus begitu penting? Kenapa harus terang Kristus? Kita harus tau posisi kita di hadapan Tuhan. 


Yohanes 3:18

"Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."
> Semua manusia, apabila tidak percaya telah berada di bawah murka Allah, bukan nanti atau di masa depan. 

Pada saat manusia diciptakan, kita diciptakan dengan satu tujuan yang jelas. 

Kolose 1:16
"karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia."
> Kita diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan. Artinya seluruh hidup kita didedikasikan hanya untuk menyenangkan Tuhan. Sebagai Pencipta, Dia adalah Tuan dan Pemilik saya. Segala sesuatu yang saya lakukan dalam hidup harus dipersembahkan kepada Dia dan dipastikan harus membuat Dia senang. Dengan kata lain, apapun kerja keras kita, yang dipuji dan dimuliakan haruslah Tuhan.

Pernahkah kita berpikir, kenapa Tuhan menciptakan kita seperti itu? 

"Kok enak ya, kita yang setengah mati, Tuhan yang dipuji-puji?" 
Pernahkah kita merasa senang dan pantas ketika kita dipuji untuk pekerjaan kita?
Ingatlah bahwa semua diciptakan dan berasal dari Tuhan dan milik Tuhan. Maka dari itu segala kemuliaan harus kembali kepada Tuhan. Semua bisa terjadi hanya karena Tuhan. 

Manusia memiliki hati yang fokus kepada dirinya sendiri. Awal kejatuhan manusia dalam dosa adalah keinginan menjadi fokus perhatian. Arah hidup manusia yang seharusnya vertikal ke atas, tentang TUHAN, berbalik menjadi vertikal ke bawah, tentang SAYA. Kita cenderung menjalankan hidup dengan pemahaman, dari saya - oleh saya -dan- kepada saya. Semakin dekat ke saya, semakin menguntungkan saya, semakin kita perjuangkan habis-habisan. Tapi ketika semakin jauh dari saya, semakin tidak ada urusan dengan saya, maka semakin saya tidak mau perjuangkan. Ini adalah mentalitas kejatuhan manusia (kita).


Berdasarkan Firman Tuhan status kita sebagai orang berdosa adalah kegelapan. Jangan berpikir dosa itu hanya ketika kita membunuh atau mencuri, dan menolong orang berarti kita berada dalam terang. Di Alkitab dikatakan ada seorang muda dengan moral yang sangat baik, namun di mata Tuhan tidak ada seorangpun yang baik (Roma 3). Karena anak muda tersebut melakukan segala hal yang baik pun dengan tujuan yang salah, dari saya - oleh saya - kepada saya.Walaupun tidak pamrih kepada manusia lain namun manusia akan selalu meminta pahala daripada Tuhan dan kembali lagi untuk 'saya'. Segala sesuatu yang dilakukan dengan arah kepada diri sendiri, tetap akan menjadi dosa. 


Matius 5:20

"Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
> Ada apa dengan orang Farisi dan ahli Taurat? Bukankah mereka mengenal Alkitab dan berusaha melakukan hukum-hukumnya dengan betul-betul? Mereka saja tidak masuk Surga apalagi kita? Tuhan Yesus mengatakan mereka melakukan semua itu arahannya ke diri mereka sendiri, agar terlihat baik di mata orang. 

Pola pikir kita yang masih berdosa dan belum diselamatkan adalah pola pikir U.U.S. - Ujung-Ujungnya Saya. Semua orang berlomba-lomba ingin menjadi pusat perhatian. Dan ini menjadi akar dari pola pikir U.U.D. - Ujung-Ujungnya Duit, karena kita membutuhkan modal untuk U.U.S. . Dengan mental U.U.D. tersebut ketika kita ditawarkan keselamatan Kristus yang 'gratis', tentu langsung kita ambil. Kita tidak perlu berbuat apa-apa dan semua sudah ditanggung Tuhan Yesus, sehingga kita bisa bebas. Percaya dan kita langsung masuk Surga. Maka perjalanan hidup kita yang dipenuhi tantangan tentu tertarik bila ditawarkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan Yesus. Dan ketika kita menerima Yesus, Ujung-ujungnya Minta, U.U.M.. 


Kita datang kepada Tuhan Yesus dengan tujuan meminta. Ribuan orang datang dan mencari Tuhan bukan karena ingin dekat dengan Tuhan atau karena melihat terang pada Yesus, namun karena mujizat-mujizat Kristus (membagikan roti, menyembuhkan penyakit). Disitulah posisi iman kita. Yang kita cari bukanlah Tuhan namun kenyamanan saya. 


2 Korintus 5:15-17

"Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."
> Untuk apa tujuan Tuhan Yesus datang ke dalam dunia ini? Dia telah menanggung murka Allah untuk kita, sehingga kita tidak perlu dihukum lagi bila percaya. Itu betul adalah anugerah semata-mata. Namun keselamatan itu ada tujuannya, agar orang yang sudah percaya dipulihkan agar kembali kepada Allah. 

Karena apabila kita menilai manusia berdasarkan U.U.S. (apa yang dia punya, capai) tetapi dengan terang Kristus, kita bisa melihat bahwa manusia tidak dinilai dari sudut itu. Di hadapan Tuhan kita dilihat apakah kita berfungsi sebagai gambar Allah, yaitu hidup dan mati bagi Dia. Tuhan tidak berhutang kepada siapapun karena semua adalah milikNya, maka seharusnya apabila kita sudah bertemu Kristus, maka kita tidak lagi menilai diri kita sendiri dengan ukuran manusia. Dan kitapun berhenti menilai Kristus dengan ukuran manusia. Kita tidak lagi melihat Tuhan sebagai tempat untuk U.U.M.. Kita tidak lagi datang kepada Tuhan apabila ada perlu, tetapi melihat Kristus sebagai segala-galanya untuk kita. Semua yang sementara yang tadinya kita anggap bernilai sudah tidak ada nilainya lagi, tapi Kristus adalah selama-lamanya dan Dialah yang harus saya perjuangkan dan pertahankan habis-habisan.


Ketika kita berdoa, berbicara dan bersekutu dengan Tuhan, lalu ada telepon berdering atau bergetar, akankah kita menerima telepon tersebut? Manakah yang kita terima, yang sementara atau yang Kekal? Tahukah kita mana yang urgent? Waktu Tuhan tidak bisa disamakan dengan waktu kita. Apabila kita dipanggilNya ketika kita sedang berjerih lelah dengan fokus yang salah, kita akan dinilai dengan standard kehidupan yang di dunia, dari semua kesibukan yang kita lakukan saat ini yang Tuhan hanya perhatikan hanyalah hati, relasi kita dengan Tuhan. Dimanakah kita berada di hadapan Tuhan?


1 Korintus 15:58

"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."
> Ini bukan membicarakan jerih lelah yang berarah ke diri sendiri. Perjuangan yang berarah untuk diri sendiri tidak ada nilainya dibandingkan pengenalan akan Kristus. 

Sudahkah kita melihat terang yang seharusnya kita lihat, melihat Tuhan dan sadar bahwa kita sudah jatuh dan menolak Dia menjadi pemilik kita. Kita sudah menolakNya sebagai Tuhan dan pencipta kita dan kita berada didalam kegelapan karena kita sudah berdosa dan hidup untuk diri kita sendiri. Kita harus melihatNya sebagai terang yang akan merubah kehidupan kita, seperti yang dikatakan Paulus. 


Galatia 2:20

"namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."
> Walaupun hidup bisa saja berakhir kapanpun yang Tuhan mau, sebagai orang percaya kita tahu kita akan terus bersama Terang itu. Sekarang kita bersama Tuhan dan selama-lamanya akan bersamaNya dimanapun, itulah Terang Kristus. Itulah tujuan Tuhan datang ke dalam dunia ini. Immanuel - Tuhan beserta kita.

Apakah sungguh Tuhan sedang beserta kita? Pada saat Tuhan melihat hati kita, apakah penuh terisi dengan Tuhan atau masihkah dipenuhi hal-hal lainnya? 



No comments:

Post a Comment