Friday, January 13, 2017

Midweek Devotion: "Domba yang Hilang" - G.I. Inawaty Teddy - 14122016

Matius 18: 12-14

(12) Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
(13) Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
(14) Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.

Injil Matius dan Lukas memiliki penekanan yang berbeda.
Matius : domba yang hilang di antara orang percaya (ayat 6, 8)

(6) Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
(8) Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.

Lukas : domba yang hilang adalah yang belum percaya
Kaitannya ayat 6,8 dengan ayat 12-14
Mengapa orang percaya bisa terhilang atau tersesat?

Yehezkiel 34:2 – 6, 11

(2) Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?
(3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan.
(4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman.
(5) Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba- Ku berserak
(6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya.
(11) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba- Ku dan akan mencarinya.

Yesus datang untuk mencari domba tersesat diantara orang percaya.
Mengapa domba bisa tersesat?
Kalau kita lihat domba, domba itu sering tersesat. Kalau sudah pergi sendiri dia akan tersesat, tidak punya pertahanan. Ketika sudah menemukannya, gembala akan mematahkan salah satu kaki domba itu dan mengangkat di pundaknya dan memulihkan kakinya. Untuk pemulihan butuh waktu. Dan selama waktu pemulihan, si domba dan gembala akan merasakan kedekatan dan kenyamanan sehingga sewaktu dia sembuh, domba tersebut tidak akan lari lagi.

Alasan 1: disesatkan oleh para pemimpin (ayat 6)

(6) Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

Di gereja pun bisa menyesatkan domba Tuhan ketika tidak diajarkan Firman yang benar dalam. Tuhan terkadang izinkan ajaran yang sesat ada dalam gereja. Dalam Ulangan 13, Tuhan izinkan ada nabi palsu untuk mencoba kita apakah sungguh kita mencintai Dia. Karena umat yang cinta Tuhan rindu belajar Firman dan tidak mudah disesatkan.

Alasan 2:

(8) Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.
(9)Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.

Dalam ayat inti menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk menunjukkan betapa bahayanya kalau godaan itu terus ada dalam diri kita. Maka larilah dari pencobaan. Jangan membawa pencobaan itu kepada diri kita karena kita lemah. Jangan menganggap diri kita kuat. Ketika kita merasa kuat, disitu kita sudah jatuh dalam dosa. Lihatlah kelemahan diri kita sendiri.
Sebagai contoh, pornografi. Dimulai dengan liat perempuan seksi, kemudian mau lihat yang lebih seksi lagi, dan lebih seksi lagi dan akhirnya jatuh ke dalam dosa pornografi.

Tuhan sangat peduli dengan domba yang terhilang, tetapi bukan berarti menelantarkan yang 99 domba. Saat mencari domba yang hilang, biasanya saat yang 99 lainnya makan dan bisa dijaga oleh
gembala lain. Bukan berarti yang 1 lebih berharga dibanding 99, tetapi karena akan lebih bahagia ketika menemukan domba yang tersesat itu.

Oleh kasih anugerah Tuhan menemukan kita. Tuhan tidak menghendaki anak hilang, tapi bukan berarti kita tidak bisa hilang.

Kehendak Tuhan
1. Kehendak moral Tuhan
Tuhan menghendaki kita untuk kita mengasihi, tidak binasa
2. Kehendak keputusan Tuhan
Apa yang ditetapkan Tuhan, itu yang terjadi. “Yakub Aku mengasihi, tetapi Esau Aku benci.”
Tuhan tidak menghendaki 1 jemaat pun hilang, tetapi bukan berarti kita tidak bisa tersesat, terhilang dan tidak kembali.

Apakah kita termasuk domba yang hilang? Apakah kita betul-betul mengenal Allah yang dinyatakan dalam Alkitab? Apakah kita mengenal Yesus yang dikatakan di Alkitab secara intim?
Jika tidak, kita bisa dikategorikan sebagai domba yang terhilang.

Mazmur 119:176 Daud berkata "Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan."


Pertanyaan refleksi:
Apakah kita termasuk domba yang tersesat? Mengenal Tuhan yang seharusnya? Menjalankan yang Tuhan mau? Pikirkan relasi kita dengan Tuhan.

Wahyu 3:20
"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."

Ada yang menggambarkan ayat ini seperti pintu tanpa handle dari luar, sehingga hanya dapat masuk ketika yang di dalam membuka pintu (Yesus tidak dapat masuk). Hal ini terjadi di Laodikia, ketika Yesus sedang mengetuk pintu orang percaya.

Kalau kita baik-baik saja, adakah kita melihat saudara kita yang hilang? Maka dari itu perikop berikutnya adalah tentang menasehati sesama saudara.
Apakah kita melihat ada saudara-saudara kita yang sebenarnya sedang terhilang atau tersesat? Apakah kita mempunyai hati untuk membawa mereka kembali?
Mereka berharga di mata Tuhan. Kita perlu memperhatikan saudara-saudara kita juga karena itulah arti mengasihi. Dengan membawa mereka kembali, Bapa juga bersukacita.

No comments:

Post a Comment